MOSKWA, KOMPAS.com - Polisi Rusia dilaporkan telah menangkap hampir 1.700 orang dalam protes anti-perang yang digelar di kota-kota di seluruh negeri setelah Presiden Vladimir Putin melancarkan invasi ke Ukraina, menurut pemantau independen.
“Lebih dari 1.667 orang telah ditahan dalam aksi unjuk rasa di 53 kota,” kata OVD-Info pada Kamis (24/2/2022), dikutip dari Reuters.
OVD-Info adalah pihak yang melacak penangkapan pada demonstrasi oposisi.
OVD-Info melaporkan, lebih dari 700 orang ditangkap di Moskwa dan sekitar 340 orang di kota terbesar kedua Saint Petersburg.
Baca juga: Presiden Ukraina: 137 Warga Tewas pada Hari Pertama Serangan Rusia
Invasi ke Ukraina terjadi selama tindakan keras yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap oposisi Rusia, dengan sebagian besar pemimpin protes telah dibunuh, dipenjara, atau dipaksa keluar dari negara itu.
Pemimpin oposisi yang dipenjara Alexey Navalny, yang biasa memobilisasi protes terbesar Rusia terhadap Putin, menjalani hukuman dua setengah tahun di sebuah koloni hukuman di luar Moskwa.
Sejumlah aktivis Rusia menyerukan media sosial agar orang-orang turun ke jalan setelah Putin melancarkan serangan ke Ukraina pada Kamis dini hari.
Sebuah petisi yang dibuat oleh seorang advokat hak asasi manusia (HAM) terkemuka, Lev Ponomavyov telah mengumpulkan lebih dari 150.000 tanda tangan dalam beberapa jam dan 289.000 pada akhir hari.
Lebih dari 250 jurnalis mencantumkan nama mereka pada surat terbuka yang mengecam agresi tersebut.
Satu lagi petisi ditandatangani oleh sekitar 250 ilmuwan, sementara oleh 194 anggota dewan kota di Moskwa dan kota-kota lain menandatangani petisi yang ketiga.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Terjadi Karena Apa?
Di Moskwa, pengunjuk rasa terlihat berkumpul di sekitar Lapangan Pushkin meneriakkan "Tidak untuk perang!"
“Saya syok. Kerabat dan orang yang saya cintai tinggal di Ukraina. Apa yang bisa saya katakan kepada mereka melalui telepon? Anda bertahan di sana?” kata Anastasia Nestulya, 23, di Moskwa.
Dia mengatakan banyak orang yang takut untuk protes.
Di Saint Petersburg, banyak yang membuat catatan serupa.
“Saya merasa pihak berwenang sudah gila,” kata Svetlana Volkova, 27.