Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Rusia-Ukraina Terjadi Karena Apa?

Kompas.com - 25/02/2022, 07:17 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com – Perang Rusia-Ukraina yang dikhawatirkan akhirnya terjadi pada Kamis (24/2/2022).

Melalui udara, darat, dan laut, Rusia telah melancarkan serangan yang menghancurkan di Ukraina, negara demokrasi Eropa yang berpenduduk 44 juta orang.

Selama berbulan-bulan Presiden Vladimir Putin telah menyangkal bahwa Rusia akan menyerang Ukraina.

Tetapi, kemudian dia membatalkan kesepakatan damai, mengirim pasukan melintasi perbatasan di utara, timur dan selatan Ukraina.

Baca juga: Presiden Ukraina: 137 Warga Tewas pada Hari Pertama Serangan Rusia

Dengan meningkatnya jumlah korban tewas, Putin sekarang dituduh menghancurkan perdamaian di Eropa dan apa yang terjadi selanjutnya dapat membahayakan seluruh struktur keamanan benua itu.

Lantas, apa penyebab perang Rusia Ukraina?

Beberapa saat sebelum invasi dimulai, Presiden Putin di TV menyatakan bahwa Rusia tidak dapat merasa "aman, berkembang, dan eksis" karena apa yang disebutnya sebagai ancaman konstan dari Ukraina modern.

Banyak dari argumennya dinilai salah atau tidak rasional.

Merangkum Reuters, Putin mengklaim tujuannya adalah untuk melindungi orang-orang yang menjadi sasaran intimidasi dan genosida dan bertujuan untuk "demiliterisasi dan de-Nazifikasi" Ukraina.

Nyatanya, tidak ada genosida di Ukraina.

Ukraina menjadi negara demokrasi yang hidup yang dipimpin oleh seorang presiden yang beragama Yahudi.

Baca juga: Krisis Rusia Vs Ukraina dan Pelajaran Awal bagi Indonesia

"Bagaimana saya bisa menjadi seorang Nazi?" kata Presiden Volodymr Zelensky, yang menyamakan serangan gencar Rusia dengan invasi Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memberi isyarat saat berbicara kepada media selama konferensi pers di Kyiv, Ukraina, Jumat, 26 November 2021. KANTOR KEPRESIDENAN UKRAINA via AP Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memberi isyarat saat berbicara kepada media selama konferensi pers di Kyiv, Ukraina, Jumat, 26 November 2021.

Presiden Putin telah sering menuduh Ukraina diambil alih oleh para ekstremis, sejak presidennya yang pro-Rusia, Viktor Yanukovych, digulingkan pada 2014 setelah berbulan-bulan protes terhadap pemerintahannya.

Rusia kemudian membalas dengan merebut wilayah selatan Crime dan memicu pemberontakan di timur, mendukung separatis yang telah memerangi pasukan Ukraina dalam perang yang telah merenggut 14.000 nyawa.

Pada akhir tahun 2021, Putin diketahui mulai mengerahkan sejumlah besar pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina.

Kemudian pada minggu ini, Putin membatalkan kesepakatan damai 2015 untuk wilayah timur dan mengakui wilayah di bawah kendali pemberontak sebagai wilayah yang merdeka, yakni Donetsk dan Luhansk.

Baca juga: 5 Negara yang Siap Berikan Sanksi ke Rusia Setelah Putin Akui Donetsk dan Luhansk

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com