Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Komunis China Buka Biro Jodoh, Diikuti Lebih dari 100 Peserta

Kompas.com - 11/02/2022, 21:05 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

JINAN, KOMPAS.com - Zhang Shaoge ingin menikah, tetapi setelah tak kunjung menemui wanita yang tepat melalui teman dan pekerjaan, dia menyerahkan nasib asmaranya di tangan Partai Komunis China (PKC).

Seiring berkembangnya kekhawatiran atas penurunan angka kelahiran dan pernikahan di negara itu, dan efek lanjutan dari stagnasi ekonomi serta angkatan kerja yang menua, pejabat lokal dari cabang pemuda PKC mengambil peran sebagai makcomblang.

"Sudah waktunya untuk berkencan dan menikah pada usia ini. Tidak ada orang yang cocok di sekitar saya sekarang, jadi saya ingin memperluas lingkaran sosial saya," kata Zhang (30) tentang keputusannya menghadiri acara yang diselenggarakan pemerintah ini.

Baca juga: Sejarah Partai Komunis China

Tingkat pernikahan merosot di China. Sebanyak 8,14 juta pasangan terdaftar untuk menikah pada 2020, turun dari 13,47 juta tahun 2013 menurut Biro Statistik Nasional China (NBS) yang dikutip AFP.

Tingkat kelahiran di negara berpenduduk terpadat di dunia itu turun menjadi 7,52 kelahiran per 1.000 orang tahun lalu, menurut data NBS, menjadi angka terendah sejak 1949 ketika Komunis China didirikan.

Sebagian penyebabnya karena "kebijakan satu anak" China yang terkenal kejam dan preferensi orang lama untuk anak laki-laki daripada perempuan yang menyebabkan aborsi selektif jenis kelamin dan pembunuhan bayi, sehingga ada puluhan juta lebih banyak pria daripada wanita.

Ketidakseimbangan gender untuk generasi 1980-2016, ketika aturan dilonggarkan, sangat mencolok di daerah pedesaan, menambah kekurangan calon pengantin.

Zhang yang merupakan penduduk kota menjelaskan, "Saya tidak menemukan banyak wanita karena pekerjaan."

Dia menambahkan, dirinya bergabung dengan acara kencan karena dia juga menghadapi tekanan yang meningkat dari keluarganya untuk menikah.

Acara perjodohan massal

Lebih dari 100 lajang menghadiri acara yang dimeriahkan dengan pesta di Jinan provinsi Shandong, China timur.

Diadakan di taman kota, profil tertulis para tamu yang merinci usia, bidang pekerjaan, dan pendapatan digantung di pepohonan.

"Saya merasa lebih aman (dengan acara resmi)," kata insinyur Li Changle.

"Ada banyak situs perjodohan, tetapi jika Anda mengisi informasi Anda, Anda akhirnya menerima telepon yang melecehkan," tambah peserta berusia 26 tahun itu.

Peserta lain, Xu Feng (40), mengakui bahwa dia mendaftar karena keluarga mendesaknya untuk menikah.

"Semakin tua saya, semakin banyak tekanan yang ada," katanya.

Baca juga: 5 Misteri Partai Komunis China yang Selalu Dirahasiakan dari Publik

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com