Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Masih Terlalu Dini Nyatakan Kemenangan atas Covid-19

Kompas.com - 02/02/2022, 19:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber France24

JENEWA, KOMPAS.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa masih terlalu dini untuk menyatakan kemenangan atas Covid-19.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menambahkan, masih terlalu dini juga untuk menyetop upaya pencegahan penularan.

“Masih terlalu dini bagi negara mana pun untuk menyerah atau menyatakan kemenangan,” kata Tedros kepada wartawan di Jenewa, Swiss, Selasa (1/2/2022).

Baca juga: Denmark Cabut Semua Pembatasan Covid-19, “Kembali ke Kehidupan Normal”

“Virus ini berbahaya, dan terus berkembang di depan mata kita sendiri,” sambung Tedros sebagaimana dilansir France24.

Pernyataan itu disampaikan Tedros ketika Denmark menjadi negara Uni Eropa pertama yang mencabut semua pembatasan Covid-19 di dalam negeri. Padahal, jumlah kasus varian Omicron sedang melonjak.

Beberapa negara lain lantas mempertimbangkan langkah serupa yang diambil Denmark.

Tedros prihatin beberapa negara kini meremehkan pandemi Covid-19 karena capaian vaksinasi dan menganggap varian Omicron yang tidak terlalu parah meski sangat menular.

Baca juga: Update Covid-19 Dunia: WHO Catat Infeksi Mingguan Tertinggi, tapi Angka Kematian Stabil

Dia menekankan, banyak orang yang tertular Covid-19 maka berarti potensi kematian juga menjadi lebih tinggi.

Tedros menunjukkan bahwa sejak Omicron pertama kali teridentifikasi di Afrika Selatan pada November 2021, hampir 90 juta kasus telah dilaporkan ke WHO.

Jumlah tersebut jauh lebih banyak daripada tahun 2020. Sangat penting, kata Tedros, untuk terus berupaya menghentikan penularan virus.

“Kami tidak menyerukan negara mana pun untuk kembali ke apa yang disebut lockdown,” ujar Tedros.

Baca juga: Ketua WHO: Dunia Berada di Titik Kritis Pandemi Covid-19

“Kami menyerukan semua negara untuk melindungi orang-orang mereka menggunakan setiap alat yang tersedia, bukan hanya vaksin saja,” imbuh Tedros.

Dia juga menekankan perlunya untuk terus melacak varian yang muncul, termasuk sub-varian Omicron BA.2.

“Virus ini akan terus berkembang, itulah sebabnya kami meminta negara-negara untuk melanjutkan pengetesan, pengawasan, dan pengurutan,” tutur Tedros.

Pimpinan Teknis WHO untuk Covid-19 Maria Van Kerkhove juga mendesak negara-negara di seluruh dunia untuk berhati-hati.

Baca juga: WHO Prediksi Gelombang Covid Omicron Berakhir di Eropa

“Banyak negara belum melewati puncak Omicron. Banyak negara memiliki tingkat cakupan vaksinasi yang rendah dengan individu yang sangat rentan dalam populasi mereka,” tutur Van Kerkhove.

Dia menambahkan, sekarang bukan saatnya mencabut semua pembatasan sekaligus.

“Kami selalu mengimbau, selalu berhati-hati, baik dalam menerapkan intervensi maupun mencabut intervensi tersebut secara mantap dan perlahan, sepotong demi sepotong. Karena virus ini cukup dinamis,” tambah Kerkhove.

Baca juga: Omicron Menyebar ke Seluruh Dunia, WHO: Pandemi Masih Jauh dari Selesai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com