Ketika prajurit Ukraina dalam patroli kamuflase musim dingin terutama di garis depan yang tenang di timur negara mereka yang berpenduduk 41 juta orang, di banyak tempat lain kehidupan tampaknya berjalan seperti biasa.
Di Kiev, mengadakan latihan bom darurat untuk siswa berfungsi sebagai pengingat nyata dari keadaan tegang Ukraina, baik dalam perang maupun damai.
Baca juga: Apakah Rusia Akan Perang dengan Ukraina, Bagaimana jika Terjadi Invasi?
Dalam salah satu simulasi seorang ahli penjinak bom Ukraina, mengacungkan maskot burung hantu biru-kuning di depan murid-murid, yang tercengang menghadiri latihan darurat di sekolah mereka di Kiev, pada Kamis (28/1/2022).
"Menurut kamu, berapa banyak bahan peledak yang bisa muat di dalam yang satu ini?" tanya polisi Ukraina, Oleksandr Shcherbin, kepada para remaja tersebut.
Menurutnya, maskot burung hantu dapat menyimpan satu kilogram bahan peledak. Itu cukup untuk membunuh siapa pun dalam jarak lima meter dan melukai mereka yang berjarak hingga 15 meter.
Dia menunjukkan klip video kelas tentang ledakan dan pecahan pecahan peluru, artileri dan mortir, granat dan ranjau, serta alat peledak yang diimprovisasi menyerupai kotak cokelat dan casing ponsel.
"Jangan sentuh. Jangan sentuh benda mencurigakan. Jangan menyentuh benda yang dipajang di tempat yang tidak biasa," katanya.
Bomb and shell demonstrations, evacuation practice: how Ukrainian schools are preparing children for the possibility of war with Russia. pic.twitter.com/2NLgNrkwc0
— Radio Free Europe/Radio Liberty (@RFERL) January 28, 2022
Rekannya menyimpulkan kelas 45 menit yang tegang itu kepada anak-anak: "Anak-anak, jangan takut. Jangan panik. Dalam kasus alarm bom, ikuti instruksi dari guru Anda."
Kemudian sirine berbunyi di sekolah, di tepi kiri sungai Dnipro, dan para siswa serta guru segera bangkit untuk mengungsi.
Lebih dari 360 anak, dari usia enam hingga 16 tahun, berbaris di halaman sekolah yang tertutup salju.
"Menakutkan," kata seorang siswa berusia 13 tahun yang menyebut namanya sebagai Zhenya.
"Itu membuatmu sadar ini bisa menjadi kenyataan kita sehari-hari," katanya, dengan gugup. "Saya suka pergi ke sekolah untuk pelajaran dan bertemu teman-teman. Bukan untuk ini (simulasi bom)."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.