Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Akan “Murnikan” Internet Jelang Olimpiade Musim Dingin Beijing dan Tahun Baru Imlek

Kompas.com - 27/01/2022, 10:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

BEIJING, KOMPAS.com - Regulator keamanan siber China berjanji menindak konten online "ilegal" sebagai bagian dari kampanye untuk membersihkan internet menjelang Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing dan Tahun Baru Imlek.

Administrasi Cyberspace China pada Selasa (25/1/2022) mengumumkan bahwa kampanye "pemurnian" internet selama sebulan. Tujuannya untuk menciptakan "lingkungan online yang sehat, bahagia, dan damai."

Baca juga: Sekelompok Kasus Covid-19 Baru Ditemukan, China Lockdown Wilayah Dekat Desa Olimpiade

Pengawas internet yang kuat didirikan oleh Presiden China Xi Jinping pada 2014, atas nama perlindungan internet dan keamanan data China.

Badan tersebut mengaitkan kampanye “pemurnian” terbaru dengan awal Tahun Baru Imlek, sebuah festival besar yang berlangsung dari 31 Januari hingga 6 Februari, dan salah satu liburan tahunan terpenting negara itu.

Tetapi program itu juga bertepatan dengan awal Olimpiade Musim Dingin 2022, yang akan dimulai pada awal Februari, melansir CNN pada Rabu (26/1/2022).

Pertandingan tersebut menandai acara olahraga internasional terbesar yang diselenggarakan oleh China, sejak Xi mengambil alih kekuasaan pada 2012. Pemerintahnya sangat mementingkannya sebagai kesempatan untuk menampilkan China yang kuat dan bersatu.

Baca juga: Presiden China Bertemu Ketua IOC, Olimpiade Beijing Akan Digelar Sesuai Jadwal?

Menurut rencana badan pengawas dunia maya China tersebut, homepage situs media utama, daftar pencarian topik yang sedang tren, jendela “pop-up push”, dan halaman konten berita penting harus dikelola dengan hati-hati untuk menyajikan "informasi positif".

Ia menambahkan bahwa informasi cabul, vulgar, berdarah, kekerasan dan ilegal atau buruk lainnya harus diberantas untuk menciptakan "suasana online yang positif."

Regulator mengatakan juga akan menekan rumor online, serta mencegah selebriti "ilegal dan tidak bermoral" untuk kembali.

China telah bertahun-tahun menghukum selebritas yang dianggapnya berperilaku buruk, dengan menghapus kehadiran mereka dari internet.

Tahun lalu, misalnya, karya aktris utama China Zheng Shuang telah dihapus dari penyiar dan situs video karena dia didenda 46 juta dollar AS (Rp 661 miliar) karena penggelapan pajak.

Baca juga: Selama 2021, China Menghukum Lebih dari 600.000 Pejabat, Ini Alasannya

Perilaku "buruk" lainnya yang ditargetkan oleh regulator termasuk yang memamerkan kekayaan atau menyembah uang, yang menampilkan makan berlebihan atau minum, dan yang menganjurkan atau mempraktikkan meramal di internet.

Kampanye ini tidak sepenuhnya mengejutkan, karena Beijing tahun lalu memulai kampanye peraturan untuk memperketat kontrol internet, dan membersihkan apa yang dilihatnya sebagai masalah di ruang online dan sektor hiburan.

Juni lalu, badan keamanan siber China meluncurkan kampanye online untuk menargetkan budaya penggemar selebriti yang "kacau".

Perluasan tindakan keras kemudian menyebar ke industri hiburan, ketika pihak berwenang berjanji menghapus konten "tidak sehat" dari program, melarang selebriti dengan "politik yang salah" atau "gaya banci", dan menumbuhkan suasana "patriotik".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com