Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lusinan Pejabat China Terbukti Tutupi Parahnya Bencana Banjir Zhengzhou yang Mematikan

Kompas.com - 25/01/2022, 18:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

ZHENGZHOU, KOMPAS.com - Lusinan pejabat China dihukum atas tanggapan mereka terhadap bencana banjir dahsyat yang menewaskan ratusan orang Juli lalu.

Hukuman itu dijatuhkan setelah penyelidikan pemerintah mengungkap bahwa pihak berwenang tidak melaporkan kematian dan sengaja menyembunyikan informasi, melansir CNN pada Senin (24/1/2022).

Baca juga: UPDATE Banjir China: 302 Orang Tewas, 50 Hilang

Banjir di kota Zhengzhou, ibu kota provinsi Henan tengah, menyebabkan 398 orang tewas atau hilang.

Hujan deras merendam seluruh lingkungan dan stasiun kereta bawah tanah, dan menenggelamkan banyak orang di kendaraan dan ruang bawah tanah. Sementara itu yang lainnya terjebak dalam tanah longsor dan rumah runtuh.

Partai Komunis China meluncurkan penyelidikan setelah bencana, dan merilis temuannya pada Jumat (21/1/2022). Isinya menyimpulkan bahwa pemerintah kota dan badan-badan lokal lainnya "bersalah karena kelalaian dan melalaikan tugas."

Pihak berwenang Zhengzhou "menyembunyikan atau menunda pelaporan mereka soal korban tewas dan hilang dalam bencana itu," menurut kantor berita Xinhua.

"Mereka tidak menghitung dan melaporkan korban setiap hari seperti yang dipersyaratkan, dan sengaja menghalangi dan menahan laporan hingga 139 kasus."

Berbagai departemen di Henan secara ilegal melaporkan jumlah orang hilang yang salah dan memblokir proses pelaporan, kata laporan itu, yang diawasi oleh Komite Sentral Partai dan Dewan Negara.

Foto aerial memperlihatkan tumpukan mobil di pintu masuk sebuah terowongan, setelah banjir surut akibat dari hujan deras yang mengguyur kota Zhengzhou, provinsi Henan, China, Kamis (22/7/2021).AFP PHOTO/NOEL CELIS Foto aerial memperlihatkan tumpukan mobil di pintu masuk sebuah terowongan, setelah banjir surut akibat dari hujan deras yang mengguyur kota Zhengzhou, provinsi Henan, China, Kamis (22/7/2021).

Baca juga: Banjir China: Cerita Dramatis Penumpang Selamat di Kereta, dalam 30 Menit Air Sudah Sebahu

Sistem “top-down” China sering menghukum pejabat lokal karena bencana tingkat tinggi dan kegagalan lain yang dirasakan.

Di bawah pemimpin China Xi Jinping, tekanan terhadap pemerintah daerah meningkat untuk menerapkan kebijakan partai. Tapi itu justru mengakibatkan adanya upaya sesekali untuk menyembunyikan masalah.

Dalam beberapa bulan terakhir, ratusan pejabat lokal telah dipecat atau dihukum karena gagal menahan wabah Covid-19.

Menurut laporan banjir Henan, total 89 pegawai negeri sipil dihukum, termasuk Wali Kota Zhengzhou dan tiga wakil wali kota. , Sekretaris Partai Zhengzhou dan pejabat tinggi kota, dicopot dari posisinya dan diberi "peringatan serius di dalam partai."

Polisi juga akan menahan dan akan mengejar tuntutan pidana terhadap delapan orang lainnya.

Investigasi Zhengzhou juga menemukan pihak berwenang tidak memiliki persiapan bencana yang memadai. "Sangat tidak memiliki kesadaran akan risiko terkait bencana cuaca ekstrem," menurut laporan Xinhua terkait penyelidikan penanganan bencana itu.

Begitu bencana melanda, pihak berwenang salah menangani tanggap darurat. Mereka bergerak terlalu lambat, terhambat oleh birokrasi yang tidak perlu dan "formalitas demi formalitas."

Tangkapan layar dari video yang merekam para penumpang kereta bawah tanah terjebak banjir di Zhengzhou, China, Selasa (20/7/2021).TWITTER Tangkapan layar dari video yang merekam para penumpang kereta bawah tanah terjebak banjir di Zhengzhou, China, Selasa (20/7/2021).

 Baca juga: “Kuburan Mobil” di Zhengzhou, Gambaran Mengerikan Kekuatan Banjir China

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com