Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Warga Tonga Hadapi Letusan Gunung dan Tsunami: Hanya Gereja yang Masih Berdiri

Kompas.com - 21/01/2022, 07:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

NUKU?ALOFA, KOMPAS.com - Tonga, negara di Pasifik Selatan, hancur oleh letusan gunung berapi disusul tsunami yang menghantam wilayah itu.

Letusan gunung berapi bawah laut pada 15 Januari itu juga merusak jaringan kabel internet laut dalam - memutuskan satu-satunya kabel komunikasi modern yang menghubungkan 100.000 orang di wilayah itu ke seluruh dunia.

Di jalan-jalan pulau utama Tongatapu, langit biru dipenuhi awan abu disertai dentuman keras serasa bumi mau pecah.

Baca juga: Upaya Pengiriman Bantuan ke Tonga Dihantui Ancaman Infeksi Covid-19

Di sini, di negara yang memiliki paling banyak umat aliran Mormon di dunia, banyak penduduk setempat yang ketakutan mulai berdoa.

Rincian ledakan gunung Hunga-Tonga-Hunga-Ha'apai itu digambarkan dalam skala yang sangat dahsyat.

Tonga dikenal sebagai bangsa yang sangat taat beragama. Meski ada denominasi lain di pulau-pulau itu, hampir dua pertiga (63 persen) orang Tonga adalah anggota jemaat atau dibesarkan di Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, yang juga dikenal sebagai Mormon, menurut statistik Gereja itu.

Kelompok agama asal AS itu telah mendominasi pulau-pulau di Tonga selama lebih dari satu abad, sejak misionaris Barat mencapai pantai wilayah tersebut dan memengaruhi keluarga kerajaan setempat pada akhir abad ke-19.

Baca juga: Kemenlu: Ada 6 WNI di Tonga, Semuanya Selamat

Per kapita, Tonga memiliki jumlah anggota Mormon terbanyak. Dan Gereja itu, dengan 174 persekutuan jemaatnya, telah mengambil peran penting dalam menyediakan tempat berlindung dan sumber daya yang diperlukan bagi orang Tonga setelah bencana.

Gereja tersebut adalah bagian integral dari kehidupan banyak penduduk setempat. Semua toko dan bisnis tutup di Tonga pada Minggu, yang dianggap sebagai hari istirahat.

Tapi hari Minggu kemarin, penduduk setempat berada dalam keadaan krisis setelah bencana alam besar tersebut. Pagi hari kemudian hujan jelaga dari langit, meninggalkan abu vulkanik hitam di seluruh tempat menurut laman Gereja Mormon.

Tokoh gereja paling senior Gereja Mormon di pulau itu, Penatua Inoke Kupu, mengatakan, "Hanya ada satu warna di Tonga sekarang, dan itu adalah debu gelap."

Baca juga: Mengapa Letusan Gunung Berapi Tonga Sangat Besar dan Menimbulkan Tsunami? Ahli Jelaskan

Peran sentral Gereja Mormon

Gedung pertemuan milik Gereja Mormon adalah satu-satunya bangunan yang bertahan di pulau Atata, kata organisasi itu.CHURCH OF JESUS CHRIST OF LATTER-DAY SAINTS via BBC INDONESIA Gedung pertemuan milik Gereja Mormon adalah satu-satunya bangunan yang bertahan di pulau Atata, kata organisasi itu.

Beberapa hari kemudian, Tonga masih tetap terputus dari dunia luar, dan di antara beberapa saluran informasi yang keluar adalah dari kantor misi diplomatik Australia dan Selandia Baru, dan Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir.

Cabang-cabang Gereja Mormon di Selandia Baru mengatakan bahwa mereka telah mendapatkan semua informasi dari panggilan telepon satelit setiap hari dengan Penatua Kupu, yang telah memimpin upaya bantuan dan pemulihan dari pihak Gereja di pulau utama, Tongatapu.

"Air minum adalah kebutuhan mendesak," kata pihak Gereja dalam pembaruan info di situsnya, menegaskan apa yang telah diserukan Palang Merah dan lembaga-lembaga lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com