Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Rudal Hipersonik, Korea Utara Giliran Luncurkan Rudal Balistik

Kompas.com - 12/01/2022, 09:45 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

SEOUL, KOMPAS.com – Baru beberapa hari kemarin menguji rudal hipersonik, Korea Utara kini giliran menguji rudal balistik yang kemungkinan lebih canggih daripada rudal hipersonik.

Diberitakan Reuters, Rabu (12/1/2022), menurut militer Korea Selatan, Korea Utara diduga telah melakukan uji coba rudal balistik pada Selasa (11/1/202).

Dua kali uji coba rudal ini menunjukkan ambisi militer Korea Utara untuk mengembangkan persenjataan dengan teknologi terjanggih.

Baca juga: Korea Utara Klaim Luncurkan Rudal Hipersonik Kedua, Sukses Capai Target

Hal ini selaras dengan janji pemimpin rezim Korea Utara, Kim Jong Un, dalam pidato tahun baru 2022 kemarin.

Peluncuran rudal pada Selasa itu pun dikutuk oleh pihak berwenang di Washington dan Tokyo dan memicu ekspresi keprihatinan dari Sekjen PBB.

Perkiraan awal menemukan rudal balistik yang diluncurkan Korea Utara kali ini menempuh jarak lebih dari 700 km (435 mil) hingga ketinggian maksimum 60 km dengan kecepatan hingga 10 kali kecepatan suara (12.348 km per jam), menurut Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.

“Kami menilai bahwa ini lebih maju daripada rudal yang ditembakkan Korea Utara pada 5 Januari 2021, meskipun otoritas intelijen Korea Selatan dan AS sedang melakukan analisis terperinci,” kata JCS, Selasa.

Peluncuran terdeteksi sekitar 07.27 (2227 GMT Senin) dari Provinsi Jagang Korea Utara menuju laut lepas pantai timurnya, lokasi yang sama dengan pengujian minggu lalu.

Komando Indopacific militer AS telah menilai bahwa peluncuran rudal tersebut tidak menimbulkan ancaman langsung ke AS atau sekutunya.

Tapi, mereka lebih menyoroti terkait dampak destabilisasi dari program senjata gelap Korea Utara.

Baca juga: Korea Utara Diklaim Tembakkan Proyektil Tak Dikenal ke Laut, Mirip Rudal Balistik

Badan Penerbangan Federal AS mengatakan pada Selasa bahwa mereka secara singkat menghentikan keberangkatan di beberapa bandara Pantai Barat AS saat menerima laporan Korea Utara telah meluncurkan rudal balistik.

Seorang pejabat AS mengatakan jeda itu berlangsung kurang dari 15 menit karena laporan awal peristiwa di kawasan Indo-Pasifik.

Namun, pejabat AS tersebut tidak secara langsung mengaitkannya dengan peluncuran rudal.

Korea Utara diketahui telah bergabung dalam “perlombaan” global dalam mengembangkan rudal hipersonik.

Rudal ini biasanya didefinisikan sebagai jenis rudal yang mencapai setidaknya lima kali kecepatan suara dan dapat bermanuver pada lintasan yang relatif rendah, membuatnya lebih sulit untuk dideteksi dan dicegat.

Pejabat militer Korea Selatan meragukan kemampuan rudal hipersonik yang diklaim Korea Utara telah diuji coba Rabu lalu.

Mereka mengatakan itu tampaknya mewakili kemajuan terbatas atas rudal balistik Pyongyang yang ada.

“Tes hari ini mungkin dimaksudkan untuk mengirim pesan ke Korea Selatan setelah pihak berwenang di sini mengatakan tes sebelumnya gagal dan tidak melibatkan rudal hipersonik,” ujar Kim Dong-yup, mantan perwira Angkatan Laut Korea Selatan yang mengajar di Universitas Kyungnam Seoul.

Baca juga: Korea Utara Tembakkan Proyektil Diduga Rudal Balistik ke Laut Timur Semenanjung

Upaya menstabilkan

Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan mengadakan pertemuan darurat dan Presiden Moon Jae-in menyatakan keprihatinan atas serangkaian peluncuran rudal Korea Utara menjelang pemilihan presiden Korea Selatan pada 9 Maret 2022 mendatang.

Utusan nuklir Korea Selatan dan Amerika Serikat berbicara di telepon untuk berbagi penilaian mereka tentang uji coba rudal dan mengoordinasikan tanggapan.

Mereka sepakat untuk terus mencoba memulai kembali proses perdamaian dengan Korea Utara, menurut kementerian luar negeri Korea Selatan.

"AS mengutuk peluncuran rudal balistik DPRK (Republik Demokratik Rakyat Korea)," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS.

Sementara, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres "sangat prihatin" dan mengulangi seruan agar Korea Utara mematuhi resolusi PBB dan melanjutkan pembicaraan. 

Baca juga: Intel AS Ungkap Pembangunan Rudal Balistik Saudi yang Dibantu China

"Keterlibatan diplomatik adalah satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan dan denuklirisasi lengkap Semenanjung Korea," kata Dujarric.

Resolusi Dewan Keamanan PBB melarang semua uji coba rudal balistik dan nuklir Korea Utara dan telah menjatuhkan sanksi atas program tersebut.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mencatat bahwa PBB baru saja menyelesaikan diskusi tentang bagaimana menanggapi peluncuran rudal minggu lalu dan menyebut peluncuran berkelanjutan Korea Utara "sangat disesalkan".

Uji coba pada Selasa terjadi beberapa jam setelah misi AS untuk PBB, yang diikuti oleh Perancis, Irlandia, Jepang, Inggris dan Albania mengutuk peluncuran ridal pekan lalu dan meminta negara-negara anggota PBB untuk memenuhi kewajiban sanksi mereka.

Sementara itu, China dan Rusia telah mendorong Dewan Keamanan PBB untuk melonggarkan sanksi terhadap Korea Utara dengan menghapus larangan ekspor patung, makanan laut dan tekstil Pyongyang, dan mengangkat batas impor minyak olahan.

Korea Utara mengatakan pihaknya terbuka untuk melakukan pembicaraan, tetapi hanya jika AS dan lainnya membatalkan "kebijakan bermusuhan" seperti sanksi dan latihan militer.

Beberapa pengamat mengharapkan Kim Jong-in untuk sepenuhnya menyerahkan persenjataan nuklirnya. Tapi, di sisi lain, Korea Utara berpendapat bahwa kegiatan militernya serupa dengan yang dilakukan negara-negara lain.

Baca juga: Rusia Ancam Kerahkan Rudal Nuklir Jarak Menengah di Eropa, Ini Sebabnya

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com