Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdana Menteri Sudan Mengundurkan Diri Setelah 57 Orang Tewas dalam Protes Anti-kudeta

Kompas.com - 03/01/2022, 15:01 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

KHARTOUM, KOMPAS.com - Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok mengundurkan diri, menurut video yang diunggah pada Minggu (2/1/2022) di akun YouTube pemerintah yang terverifikasi.

Pengumuman itu muncul setelah tiga pengunjuk rasa dibunuh oleh pasukan keamanan Sudan, selama demonstrasi anti-kudeta di dekat ibu kota pada hari yang sama, kata Komite Dokter Pusat Sudan (SCDC) yang bersekutu dengan warga sipil melansir CNN.

Baca juga: Penyakit Misterius Tewaskan Hampir 100 Orang di Sudan, Masih dalam Penyelidikan WHO

Dalam video pengumuman pengunduran dirinya yang disiarkan televisi, Hamdok mengklaim mundur untuk memberi jalan "bagi anak putra atau putri" bangsa itu menyelesaikan masa transisi.

Dia juga memuji rakyat Sudan atas tekad mereka dalam menuntut "kebebasan dan keadilan" selama protes.

"Anda pasti akan memiliki masa depan yang lebih baik dengan antusiasme revolusioner Anda," ujarnya.

"Perlu disebutkan di sini bahwa penerimaan saya atas tugas untuk jabatan perdana menteri pada Agustus 2019 didasarkan pada dokumen konstitusional dan konsensus politik antara komponen sipil dan militer, yang saya rekomendasikan sebagai model khas Sudan, tetapi itu tidak bertahan dengan tingkat komitmen dan keselarasan yang sama dengan saat itu dimulai," kata Hamdok.

Sudan telah diperintah oleh aliansi yang tidak mudah antara militer dan kelompok-kelompok sipil sejak 2019.

Namun pada Oktober, militer secara efektif mengambil kendali, membubarkan Dewan Berdaulat dan pemerintah transisi, dan menahan sementara Perdana Menteri Hamdok.

Baca juga: Sudan Klaim Diserang Ethiopia di Perbatasan, Beberapa Tentaranya Tewas

Panglima militer Sudan, Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan, mengembalikan posisi Hamdok pada November sebagai bagian dari kesepakatan antara kepemimpinan militer dan sipil.

Di bawah kesepakatan yang disepakati oleh Hamdok dan Al-Burhan, Hamdok akan kembali menjadi pemimpin pemerintahan transisi, yang pertama kali didirikan setelah Presiden Omar al-Bashir digulingkan pada 2019.

Menuntut demokrasi

Pengunduran diri Hamdok menyusul berita bahwa tiga lagi demonstran pro-demokrasi dibunuh oleh pasukan keamanan Sudan.

Dua dari pengunjuk rasa ditembak di dada sementara yang ketiga meninggal karena "luka parah di kepala," kata SCDC.

Berbagai kantor berita dan video media sosial menunjukkan sekelompok demonstran berlari melalui gumpalan asap gas air mata putih, dan membubarkan diri mendengar suara yang diklaim sebagai tembakan senjata api.

Demonstrasi tersebut berlangsung menyusul padamnya internet dan jaringan telepon seluler.

Baca juga: Ribuan Warga Sudan Turun ke Jalan Tolak Kesepakatan Militer dan Perdana Menteri

Protes Minggu (2/1/2022) di Omdurman, sekitar 25 kilometer (16 mil) barat laut Khartoum, adalah hari ke-14 demonstrasi massa, menentang kekuasaan militer sejak kudeta 25 Oktober.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com