Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

22 Desember 1989: Ion Iliescu Ambil Alih Pucuk Pimpinan dari Diktator Rumania

Kompas.com - 22/12/2021, 14:48 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Britannica

KOMPAS.com - Pada 22 Desember 1989, setelah demonstrasi berdarah selama seminggu, Ion Iliescu mengambil alih pucuk pimpinan sebagai presiden Rumania.

Ini sekaligus mengakhiri pemerintahan diktator Nicolae Ceausescu.

Ion Iliescu, yang lahir pada 3 Maret 1930, jadi sosok penting setelah itu.

Dilansir Britannica, pasca perebutan kursi presiden, ia menjabat sebagai presiden Rumania dari 1990-1996 dan 2000-2004.

Baca juga: Pertambangan di Rumania Berpeluang Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO

Karier Iliescu dimulai pada tahun 1953. Ia bergabung dengan Partai Komunis, dan menjadi sekretaris jenderal partai pada tahun 1965.

Namun, pada tahun 1971, ia tidak disukai Presiden Ceausescu, yang melepaskannya dari semua posisi kecuali keanggotaannya di Komite Sentral dan menugaskannya pada karier jarak jauh.

Pada tahun 1984, Iliescu dikeluarkan dari Komite Sentral.

Kerusuhan dalam pemerintahan diktator Ceausescu membantu memicu revolusi pada 22 Desember 1989.

Ini mengakibatkan penggulingan dan kematian sang presiden. Iliescu memainkan peran utama dalam pemberontakan yang mengakibatkan kematian lebih dari 1.100 orang.

Pada 26 Desember ia menjadi presiden pemerintahan sementara. Ia memenangkan kursi kepresidenan dalam pemilihan yang diadakan pada 20 Mei 1990.

Dia terpilih kembali di bawah konstitusi baru pada 11 Oktober 1992.

Baca juga: Unik, Kastel Drakula di Rumania Beri Vaksin Covid-19 untuk Wisatawan

Namun, dalam pemilihan yang diadakan pada 17 November 1996, ia kalah dari seorang kandidat sentris.

Namun, empat tahun kemudian, dengan negara yang terus menderita masalah ekonomi dan pertikaian internal, ia memenangkan kursi kepresidenan lagi, dan mencalonkan diri sebagai ketua Partai Sosial Demokrat (PSD).

Pada tahun 2018, Iliescu didakwa dengan kejahatan terhadap kemanusiaan, dan dituduh gagal mencegah banyak kematian selama revolusi 1989.

Di antara tuduhan tersebut adalah klaim bahwa Iliescu, dalam upaya untuk mempertahankan kekuasaan, menggunakan media untuk menyiarkan laporan palsu.

Baca juga: Insiden Rasisme Liga Champions, Menteri Olahraga Rumania Minta Maaf

Dia diduga menciptakan kepanikan dan menyebabkan baku tembak yang tidak perlu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com