Politisi berusia 74 tahun itu telah kehilangan pesona politiknya dan malahan menjadi batu sandungan.
Untuk merebut kembali Putrajaya, Pakatan harus memenangi kembali dukungan dari pemilih suku Melayu. Anwar dinilai bukan sosok yang tepat.
Pemilih Melayu masih melihat Anwar sebagai sosok liberal yang akan mencabut hak-hak istimewa suku Melayu. Skandal-skandal seks politik lama Anwar juga mempersulit upaya untuk memenangi hati pemilih Melayu di kawasan pedesaan yang cenderung konservatif.
Sejumlah analis politik terkemuka menilai Pakatan memerlukan reset dan regenerasi kepemimpinan untuk menghentikan jatuhnya dukungan.
Sosok-sosok lama seperti Anwar dan politisi senior oposisi lain didesak untuk memberikan jalan kepada pemimpin generasi baru.
Kubu oposisi sendiri mulai terpecah dengan munculnya partai baru seperti Muda yang dipimpin mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Syed Saddiq.
Sementara itu, blok mantan perdana menteri Mahathir Mohamad dan sekutunya Partai Warisan dari negara bagian Sabah menolak membentuk aliansi politik dengan Pakatan Harapan dan Anwar.
Sejauh ini Anwar memberi sinyal dia belum berencana menepi dan akan tetap memimpin Pakatan Harapan pada pemilu Malaysia mendatang yang berpotensi digelar paling cepat pertengahan 2022.
Baca juga: Mahathir Blak-blakan Ungkap Praktik Korupsi di Pakatan Harapan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.