TAIPEI, KOMPAS.com - Jepang dan Amerika Serikat (AS) tidak akan tinggal diam jika China menyerang Taiwan, dan Beijing perlu memahami hal ini, kata mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, pada Rabu (1/12/2021).
Ketegangan atas Taiwan yang diklaim China meningkat, ketika Presiden Xi Jinping berusaha menegaskan klaim kedaulatan negaranya, terhadap pulau yang diperintah secara demokratis itu.
Baca juga: China “Memburu” Warga Negara Taiwan Melalui Deportasi Paksa, Menurut Laporan Safeguard Defenders
Pemerintah Taiwan mengatakan menginginkan perdamaian, tetapi akan membela diri jika diperlukan.
Berbicara secara virtual kepada sebuah forum yang diselenggarakan oleh lembaga pemikir Taiwan, Institut Penelitian Kebijakan Nasional, Abe mencatat bahwa pulau Senkaku - yang disebut China sebagai Kepulauan Diaoyu - pulau Sakishima dan pulau Yonaguni hanya berjarak sekitar 100 km (62 mil) dari Taiwan.
Invasi bersenjata ke Taiwan akan menjadi bahaya besar bagi Jepang, tambahnya melansir Reuters.
"Keadaan darurat Taiwan adalah keadaan darurat Jepang, dan oleh karena itu keadaan darurat bagi aliansi Jepang-AS. Orang-orang di Beijing, khususnya Presiden Xi Jinping, seharusnya tidak pernah salah paham dalam mengakui hal ini," kata Abe.
Baca juga: Akhir dari Perang Saudara China dan Sejarah Berdirinya Taiwan
Jepang adalah tuan rumah bagi pangkalan militer utama AS, termasuk di pulau selatan Okinawa, penerbangan singkat dari Taiwan. Penempatan armada ini akan sangat penting untuk dukungan AS jika ada serangan dari China.
“Negeri Paman Sam” terikat oleh hukum untuk memberi Taiwan sarana untuk membela diri, meskipun ada ambiguitas tentang apakah AS akan mengirim pasukan untuk membantu Taiwan dalam perang dengan China.
Amerika Serikat dan sekutunya akan mengambil "tindakan" tertentu, jika China menggunakan kekuatan untuk mengubah status quo atas Taiwan, ujar Menteri Luar Negeri AS Negara Antony Blinken bulan lalu.
Baca juga: 5 Anggota Parlemen AS Kunjungan Mendadak ke Taiwan, Apa Tujuannya?
Shinzo Abe, yang mengundurkan diri sebagai perdana menteri tahun lalu. Dia adalah kepala faksi terbesar Partai Demokrat Liberal yang berkuasa dan tetap berpengaruh di dalam partai.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.