Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Ethiopia Difoto Pakai Seragam Saat Memimpin Pasukan Melawan Pemberontak di Tigray

Kompas.com - 28/11/2021, 08:11 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

MEKELLE, KOMPAS.com - Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed difoto mengenakan seragam, ketika memimpin pasukannya melawan pemberontak di Region Tigray.

Kemunculan Ahmed di garis depan terjadi lima hari setelah dia menyatakan di media sosial, dia sendiri yang akan memimpin militer.

Nampak percaya diri dan tenang, Ahmed melayani wawancara mengenai kebijakannya untuk menghadapi para pemberontak.

Baca juga: PM Ethiopia Turun ke Medan Perang Tigray, Pimpin Langsung Pasukan di Garis Depan

Dengan gestur di bahunya, Ahmed menyatakan bukit yang kini mereka duduki sebelumnya dikuasai oleh perlawanan Tigray.

"Moral dari pasukan mengalami peningkatan karena kemenangan ini. Kami berhasil menduduki Kasahita," ucap Abiy Ahmed.

Distrik tersebut berlokasi di Region Afar, merupakan jalur transportasi utama menghubungkan Ethiopia dengan pelabuhan di Djibouti.

Tetapi, sasaran utama Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) diyakini adalah ibu kota Addis Ababas, dengan pertempuran dilaporkan terjadi di dekat sana.

Selain mengarahkan langsung militer, PM Ethiopia berusia 45 tahun tersebut juga berusaha meningkatkan moral tentaranya.

Dilansir Sky News Jumat (26/11/2021), Ahmed menyerukan kepada setiap warga yang dianggap kuat untuk ikut angkat senjata.

Baca juga: Perang Saudara Ethiopia Memburuk, Sejumlah Negara Desak Warganya Segera Evakuasi

"Publik bersama kami. Dukungan warga diaspora juga mendukung. Begitu pula akademisi. Jadi, tugas kami adalah berjuang di garis depan," tegasnya.

Mediasi yang digeber oleh AS dan Uni Afrika nampaknya tidak membuahkan hasil, dengan kedua kubu saling mengeklaim kemenangan.

Program Pangan Dunia (WFP) menyatakan, sembilan juta orang mengalami kelaparan sebagai dampak dari konflik yang terjadi, dan 2,5 juta orang mengungsi.

Beberapa kalangan meyakini, keputusan Ahmed untuk ikut maju karena dia putus asa setelah kota Dessie dan Kombulcha direbut.

Baca juga: PM Ethiopia Bersumpah Maju ke Medan Perang Lawan Pemberontak Tigray

Namun, penerima Nobel Perdamaian 2019 itu mengeklaim mereka berhasil merebutnya setelah bertempur seharian.

"Kami akan melanjutkannya keesokan harinya dan bakal memperoleh kemenangan yang lebih besar. Musuh tak punya kemampuan melawan kami," tuturnya.

"Kami akan menyerahkan Ethiopia yang bebas dan makmur kepada anak cucu kami. Karena itulah kami berjuang di sini," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Global
AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

Global
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Global
Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Global
AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

Global
Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Global
Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Global
PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

Global
[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

Global
Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Global
Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Global
Tank Israel Terus Bergerak ke Rafah, Warga Sipil Kembali Mengungsi

Tank Israel Terus Bergerak ke Rafah, Warga Sipil Kembali Mengungsi

Global
Pengadilan Tinggi PBB Bakal Gelar Sidang Terkait Serangan di Rafah

Pengadilan Tinggi PBB Bakal Gelar Sidang Terkait Serangan di Rafah

Global
Seperti Ini 5 Tahun Persahabatan Putin dan Xi Jinping

Seperti Ini 5 Tahun Persahabatan Putin dan Xi Jinping

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com