Menurutnya, ada ketidakpuasan besar di kalangan oligarki Ukraina, termasuk Akhmetov. Utamanya atas undang-undang yang didorong oleh Zelenskyy, yang membatasi pengaruh mereka terhadap politik.
Fesenko menyebut referensi Zelenskyy ke Akhmetov sehubungan dengan dugaan kudeta sebagai "sinyal pre-emptive" bagi oligarki. Tujuannya agar mereka tidak terlibat dalam "usaha politik yang berisiko, melewati 'garis merah' dan bernegosiasi dengan Moskwa."
Dalam beberapa pekan terakhir, pejabat Ukraina dan Barat menyatakan keprihatinan terkait penumpukan militer Rusia di dekat Ukraina. Pergerakan ini dinilai dapat menandakan rencana Moskwa, untuk menyerang tetangga bekas Sovietnya.
Kremlin menegaskan tidak memiliki niat seperti itu. Rusia menuduh Ukraina dan pendukung Baratnya membuat klaim untuk menutupi tindakan mereka sendiri yang diduga agresif.
Baca juga: Ukraina Harus Bangun Pagar Perbatasan dengan Rusia-Belarus Sepanjang 2.500 Kilometer
Zelenskyy menegaskan Ukraina memiliki kendali penuh atas perbatasannya dan siap untuk setiap eskalasi konflik dengan Rusia. Namun dia mencatat bahwa media terlibat dalam ketakutan atas kemungkinan konflik semacam itu.
Dia juga mengatakan kepala pemerintahannya, Andriy Yermak, akan segera menghubungi pihak berwenang Rusia atas permintaan Presiden Dewan Eropa Charles Michel dan Kanselir Jerman Angela Merkel.
“Mereka menginginkan kontak antara pemerintah kami dan pemerintah Rusia. Saya pikir dalam waktu dekat Yermak akan menghubungi mereka. Kami sama sekali tidak menentang” (pembicaraan) ini, kata Zelenskyy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.