Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Ukraina Menuduh Akan Ada Rencana Kudeta yang Didukung Rusia Minggu Depan

Kompas.com - 27/11/2021, 14:57 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KIEV, KOMPAS.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengeklaim dinas intelijen negaranya menemukan adanya rencana kudeta minggu depan, yang diduga melibatkan salah satu oligarki terkaya Ukraina dan didukung oleh Rusia.

Baik oligarki maupun pemerintah Rusia menolak tuduhan tersebut.

Baca juga: Bantah Punya Rencana Invasi ke Ukraina, Rusia Sebut Klaim AS “Tipuan”

Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden menyatakan keprihatinan atas isu kudeta tersebut. AS pun kembali menyatakan dukungannya atas kedaulatan dan pemerintahan berdaulat Ukraina.

NY Daily News mewartakan dalam konferensi pers di Kiev, ibukota Ukraina, Zelenskyy mengaku menerima informasi kudeta yang sedang direncanakan untuk Rabu atau Kamis depan.

Dia tidak memberi banyak rincian untuk mendukung tuduhannya. Tetapi, Zelenskyy menuduh adanya peran dari oligarki terkaya Ukraina, Rinat Akhmetov.

Menurutnya, intelijen Ukraina memiliki rekaman audio dari pertemuan yang diduga terjadi antara pejabat Rusia dan Ukraina. Isinya membahas rencana kudeta, yang diduga didanai oleh Akhmetov, yang kekayaannya diperkirakan mencapai 7,5 miliar dollar AS (Rp 108 triliun).

Zelenskyy menolak mengungkapkan rincian lebih lanjut tentang dugaan kudeta yang dituduhkannya. Tapi hanya mengatakan dia tidak berencana untuk melarikan diri dari negara itu.

Baca juga: Intelijen AS: Ada Rencana Potensial Invasi Rusia ke Ukraina

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak tuduhan itu dalam komentarnya kepada wartawan di Moskwa pada Jumat (26/11/2021).

“Rusia tidak punya rencana untuk terlibat,” kata Peskov. “Rusia tidak pernah melakukan hal seperti itu sama sekali.”

Akhmetov menyebut tuduhan Zelenskyy sebagai "kebohongan mutlak."

"Saya marah dengan penyebaran kebohongan ini, tidak peduli apa motif Presiden (Ukraina)," kata Akhmetov dalam sebuah pernyataan, yang disampaikan kepada AP oleh juru bicaranya Anna Terekhova.

Ditanya tentang dugaan rencana kudeta, pejabat tinggi Departemen Luar Negeri AS untuk urusan Eropa dan Eurasia, Karen Donfried, mengatakan: “Kami berhubungan dengan pemerintah Ukraina untuk membahas ini lebih lanjut, dan kami sedang bekerja untuk mendapatkan informasi tambahan.”

Biden mengatakan kepada wartawan AS bahwa dia berharap untuk berbicara dengan Putin dan Zelenskyy, “dalam semua kemungkinan.”

Baca juga: Rayakan Hari Martabat dan Kebebasan, Dubes Ukraina Sampaikan Pesan “Bebas Menciptakan Masa Depan”

Volodymyr Fesenko, seorang analis politik yang berbasis di Kiev dan kepala think tank Penta Center, mengatakan kepada AP bahwa Zelenskyy menargetkan Akhmetov setelah “perang informasi” dilancarkan terhadap presiden, selama dua bulan terakhir di saluran TV yang dimiliki oligarki.

Protes massal di depan kantor presiden Ukraina juga direncanakan pada 1 Desember.

Menurutnya, ada ketidakpuasan besar di kalangan oligarki Ukraina, termasuk Akhmetov. Utamanya atas undang-undang yang didorong oleh Zelenskyy, yang membatasi pengaruh mereka terhadap politik.

Fesenko menyebut referensi Zelenskyy ke Akhmetov sehubungan dengan dugaan kudeta sebagai "sinyal pre-emptive" bagi oligarki. Tujuannya agar mereka tidak terlibat dalam "usaha politik yang berisiko, melewati 'garis merah' dan bernegosiasi dengan Moskwa."

Dalam beberapa pekan terakhir, pejabat Ukraina dan Barat menyatakan keprihatinan terkait penumpukan militer Rusia di dekat Ukraina. Pergerakan ini dinilai dapat menandakan rencana Moskwa, untuk menyerang tetangga bekas Sovietnya.

Kremlin menegaskan tidak memiliki niat seperti itu. Rusia menuduh Ukraina dan pendukung Baratnya membuat klaim untuk menutupi tindakan mereka sendiri yang diduga agresif.

Baca juga: Ukraina Harus Bangun Pagar Perbatasan dengan Rusia-Belarus Sepanjang 2.500 Kilometer

Zelenskyy menegaskan Ukraina memiliki kendali penuh atas perbatasannya dan siap untuk setiap eskalasi konflik dengan Rusia. Namun dia mencatat bahwa media terlibat dalam ketakutan atas kemungkinan konflik semacam itu.

Dia juga mengatakan kepala pemerintahannya, Andriy Yermak, akan segera menghubungi pihak berwenang Rusia atas permintaan Presiden Dewan Eropa Charles Michel dan Kanselir Jerman Angela Merkel.

“Mereka menginginkan kontak antara pemerintah kami dan pemerintah Rusia. Saya pikir dalam waktu dekat Yermak akan menghubungi mereka. Kami sama sekali tidak menentang” (pembicaraan) ini, kata Zelenskyy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com