Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Varian Baru Covid-19, Berbagai Negara Mulai Memblokir Penerbangan dari Afrika Selatan

Kompas.com - 26/11/2021, 20:17 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

Satu kasus terdeteksi pada seseorang yang kembali dari Malawi, menurut laporan media Israel yang mengutip kementerian kesehatan negara Yahudi tersebut.

Dua dugaan infeksi varian baru Covid-19 lainnya belum dikonfirmasi dengan hasil tes. Ketiganya dikatakan telah divaksinasi lengkap.

Baca juga: Euro 2020 Berisiko Jadi Penyebar Super Varian Baru Covid-19

Cara berbagai negara menghentikan penyebaran varian baru Covid-19

WHO telah menegur negara-negara yang memberlakukan pembatasan perjalanan dengan tergesa-gesa, dengan mengatakan mereka harus melihat ke "pendekatan berbasis risiko dan ilmiah."

Namun Inggris, Jepang, dan Belanda, telah memblokir penerbangan dari negara-negara Afrika bagian selatan, yaitu Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Eswatini (sebelumnya Swaziland), dan Lesotho.

Singapura, Italia, dan Israel, telah menempatkan semua negara itu, ditambah Mozambik, dalam daftar merah penerbangan.

Kepala Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengusulkan agar seluruh Uni Eropa memakai "rem darurat" dan menghentikan penerbangan dari seluruh wilayah blok Afrika bagian selatan tersebut.

Ceko akan melarang siapa pun telah menghabiskan lebih dari 12 jam di negara-negara yang masuk daftar merah Covid-19 pada Sabtu (27/11/2021).

Jerman, yang saat ini sedang mengalami gelombang infeksi keempat karena varian Delta, hanya akan mengizinkan orang Jerman untuk terbang ke Jerman dari Afrika Selatan pada Jumat malam (26/11/2021), kata sumber kementerian kesehatan yang dikutip oleh kantor berita Reuters.

Bahkan jika para pelancong divaksinasi sepenuhnya, mereka tetap harus menghabiskan 14 hari di karantina.

Baca juga: Varian Baru Covid-19 Diduga Muncul di Nepal, Lebih Berbahaya dan Kebal Vaksin?

Reaksi dari Afrika Selatan terhadap varian baru Covid-19

Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan mengkritik Inggris yang merupakan salah satu negara pertama yang memberlakukan pemblokiran penerbangan yang disebut "keputusan terburu-buru", sebagai  respons kemunculan B.1.1.529

"Keputusan Inggris untuk sementara melarang orang Afrika Selatan memasuki Inggris tampaknya telah terburu-buru karena bahkan WHO belum memberi saran tentang langkah selanjutnya," kata Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan dalam sebuah pernyataan.

Kepala badan yang memimpin respons Afrika terhadap pandemi mengatakan memberlakukan pembatasan seperti memblokir penerbangan tidak mungkin mengurangi penyebaran varian baru Covid-19.

"Pembatasan yang diberlakukan selalu menyulitkan koordinasi tanggapan (Covid-19)," kata Dr John Nkengasong, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika, kepada BBC Newsday.

"Itu tidak membantu...tidak pernah membantu mengurangi penyebaran varian apa pun di seluruh dunia," pungkasnya tentang pemblokiran penerbangan.

Baca juga: Vaksin Dipandang Kurang Efektif Tangani Varian Baru Covid-19 di India

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com