Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenya Percepat Peluncuran Vaksin Covid-19, Hadapi Ancaman "Gelombang Kelima"

Kompas.com - 23/11/2021, 11:21 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber DW

NAIROBI, KOMPAS.com - Kenya mempercepat kampanye peluncuran vaksinnya hingga akhir tahun 2021 ini.

Dilansir DW, warga Kenya yang menolak vaksin bisa mendapatkan sanksi.

Meski begitu, pasokan vaksin saat ini tidak cukup untuk mengimunisasi populasi Kenya yang berjumlah hampir 54 juta jiwa.

Baca juga: Teroris Berbahaya Kabur, Kepala Penjara Kenya Dipecat

Mulai 21 Desember, warga Kenya harus membuktikan bahwa mereka telah divaksinasi penuh.

Ini jadi syarat bagi mereka agar bisa mendapatkan akses ke layanan pemerintah di rumah sakit, pendidikan, kantor pajak, dan imigrasi.

Tempat umum, termasuk taman nasional, bar, dan restoran, juga mewajibkan syarat ini.

Pekerja di sektor angkutan umum, yang berprofesi menjadi pilot, pengemudi, dan tukang ojek, juga harus disuntik penuh.

Baca juga: Teroris Berbahaya Kabur dari Penjara Kenya, Saat Jalani Hukuman 41 Tahun akibat Tewaskan 148 Orang

Jumlah infeksi dalam beberapa pekan terakhir memang turun, dengan tingkat tes positif antara 0,8 persen dan 2,6 persen selama 14 hari terakhir.

Namun para ahli memperkirakan gelombang kelima akan melanda negara itu dari Desember hingga Maret.

Menteri kesehatan Kenya, Mutahi Kagwe, mengeluarkan pernyatataan akan hal ini pada Minggu (21/11/2021).

"Melihat statistik ini, sangat mudah untuk berpuas diri. Tapi kita tidak boleh gagal menghadapi besarnya masalah pandemi ini," katanya.

Di sisi lain, Dr Shem Sam Otoi, seorang peneliti dari Universitas Nairobi, baru-baru ini menerbitkan sebuah penelitian berdasarkan pemodelan matematika.

Dia mengatakan bahwa hingga 3.000 nyawa bisa hilang dalam gelombang kelima.

Baca juga: PM Belanda Kesal Sebut Provokator Kerusuhan Demo Aturan Covid-19 Idiot

Setelah melihat prediksi sebelumnya yang dia buat selama pandemi menjadi kenyataan, Otoi memuji langkah-langkah baru pemerintah.

“Mereka berusaha memastikan bahwa gelombang kelima tak akan terjadi," ujarnya.

"Pemerintah melindungi kehidupan dan penghidupan masyarakat, karena ada kebutuhan untuk membuka ekonomi,” tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com