NAIROBI, KOMPAS.com - Kenya mempercepat kampanye peluncuran vaksinnya hingga akhir tahun 2021 ini.
Dilansir DW, warga Kenya yang menolak vaksin bisa mendapatkan sanksi.
Meski begitu, pasokan vaksin saat ini tidak cukup untuk mengimunisasi populasi Kenya yang berjumlah hampir 54 juta jiwa.
Baca juga: Teroris Berbahaya Kabur, Kepala Penjara Kenya Dipecat
Mulai 21 Desember, warga Kenya harus membuktikan bahwa mereka telah divaksinasi penuh.
Ini jadi syarat bagi mereka agar bisa mendapatkan akses ke layanan pemerintah di rumah sakit, pendidikan, kantor pajak, dan imigrasi.
Tempat umum, termasuk taman nasional, bar, dan restoran, juga mewajibkan syarat ini.
Pekerja di sektor angkutan umum, yang berprofesi menjadi pilot, pengemudi, dan tukang ojek, juga harus disuntik penuh.
Baca juga: Teroris Berbahaya Kabur dari Penjara Kenya, Saat Jalani Hukuman 41 Tahun akibat Tewaskan 148 Orang
Jumlah infeksi dalam beberapa pekan terakhir memang turun, dengan tingkat tes positif antara 0,8 persen dan 2,6 persen selama 14 hari terakhir.
Namun para ahli memperkirakan gelombang kelima akan melanda negara itu dari Desember hingga Maret.
Menteri kesehatan Kenya, Mutahi Kagwe, mengeluarkan pernyatataan akan hal ini pada Minggu (21/11/2021).
"Melihat statistik ini, sangat mudah untuk berpuas diri. Tapi kita tidak boleh gagal menghadapi besarnya masalah pandemi ini," katanya.
Di sisi lain, Dr Shem Sam Otoi, seorang peneliti dari Universitas Nairobi, baru-baru ini menerbitkan sebuah penelitian berdasarkan pemodelan matematika.
Dia mengatakan bahwa hingga 3.000 nyawa bisa hilang dalam gelombang kelima.
Baca juga: PM Belanda Kesal Sebut Provokator Kerusuhan Demo Aturan Covid-19 Idiot
Setelah melihat prediksi sebelumnya yang dia buat selama pandemi menjadi kenyataan, Otoi memuji langkah-langkah baru pemerintah.
“Mereka berusaha memastikan bahwa gelombang kelima tak akan terjadi," ujarnya.
"Pemerintah melindungi kehidupan dan penghidupan masyarakat, karena ada kebutuhan untuk membuka ekonomi,” tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.