Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes dan Kerusuhan Melanda Negara-negara Eropa Menentang Pembatasan Covid-19

Kompas.com - 23/11/2021, 07:50 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

WINA, KOMPAS.com - Protes dan kerusuhan berlangsung di berbagai negara Eropa sebagai tanggapan terhadap pembatasan Covid-19 selama musim dingin.

Kota-kota besar di seluruh Eropa menyaksikan demonstrasi menentang aturan dan persyaratan baru, yang mengharuskan kepemilikan bukti vaksinasi Covid-19.

Baca juga: Populer Global: Covid-19 Varian Delta Tiba-tiba Hilang di Jepang; Upah per Jam untuk Pemetik Buah Indonesia di Australia

Ironisnya, beberapa unjuk rasa mengarah pada kekerasan dan penangkapan atau berubah menjadi kerusuhan.

Protes Covid-19 bukanlah hal baru di Eropa, orang-orang berdemonstrasi menentang penguncian dan pembatasan pada 2020.

Protes berlanjut hingga tahun ini, karena banyak negara Eropa meminta bukti vaksinasi untuk mengakses tempat-tempat tertentu.

Banyak pemerintah di Eropa mulai mengatakan sejumlah langkah pengetatan diperlukan, untuk mengurangi gelombang musim dingin dan sistem kesehatan yang tegang.

Baca juga: 5 Penyebab Lonjakan Covid-19 di Eropa, Bahaya Berpuas Diri Saat Vaksinasi Tinggi


'Sebuah pesta kekerasan'

Reuters melaporkan pada Jumat (19/11/2021), ratusan orang melakukan kerusuhan di Rotterdam, Belanda. Tiga orang dirawat di rumah sakit setelah polisi menembakkan peluru dalam insiden ini.

Lima puluh satu orang ditangkap menurut pihak berwenang setempat. Mereka berdemonstrasi menentang proposal pemerintah yang mengatur agar warga harus menunjukkan bukti vaksinasi, baru saja pulih dari Covid-19, atau memiliki tes negatif.

Ahmed Aboutaleb, Wali Kota Rotterdam, mengatakan protes itu seolah menjadi "pesta kekerasan".

Dalam gambar yang diambil dari video ini, para demonstran memprotes pembatasan pemerintah akibat pandemi virus corona, Jumat, 19 November 2021, di Rotterdam, Belanda. MEDIA TV ROTTERDAM via AP Dalam gambar yang diambil dari video ini, para demonstran memprotes pembatasan pemerintah akibat pandemi virus corona, Jumat, 19 November 2021, di Rotterdam, Belanda.

Kekerasan baru meletus di kota Belanda lainnya, Den Haag, pada Sabtu (20/11/2021). Pengunjuk rasa melemparkan kembang api dan membakar sepeda.

Polisi menggunakan tongkat, kuda dan anjing untuk mengendalikan kerusuhan, menurut laporan BBC. Sedikitnya tujuh orang juga ditangkap.

Baca juga: KABAR DUNIA SEPEKAN: 5 Penyebab Lonjakan Covid-19 Jerman | Petenis Peng Shuai Hilang

Di Wina, Austria, puluhan ribu orang memprotes pembatasan baru dan rencana pemerintah untuk membuat vaksin wajib bagi semua warga pada Februari tahun depan, menurut laporan Reuters.

Pemerintah Austria mengatakan langkah itu diperlukan karena negara itu tidak memiliki tingkat vaksinasi yang cukup tinggi.

Pengunjuk rasa anti-lockdown Covid-19 memegang obor dan spanduk di Wina, Austria, Sabtu, 20 November 2021. AP PHOTO/VADIM GHIRDA Pengunjuk rasa anti-lockdown Covid-19 memegang obor dan spanduk di Wina, Austria, Sabtu, 20 November 2021.

BBC mewartakan, ribuan orang di Zagreb, Kroasia, juga melakukan unjuk rasa menentang rencana membuat vaksin wajib, meski khusus bagi pegawai sektor publik.

Di Italia, ribuan orang berkumpul di Milan dan ribuan lainnya berkumpul di Roma, menurut laporan Il Messaggero.

Mereka memprotes "izin hijau" negara itu, atau sertifikat yang membuktikan seseorang telah divaksinasi, dites negatif, atau pulih dari Covid-19.

Orang-orang berkumpul untuk memprotes izin hijau vaksinasi Covid-19, dihadiri oleh Robert F. Kennedy Jr., putra Robert Kennedy, di Milan, Italia, Sabtu, 13 November 2021. AP PHOTO/ANTONIO CALANNI Orang-orang berkumpul untuk memprotes izin hijau vaksinasi Covid-19, dihadiri oleh Robert F. Kennedy Jr., putra Robert Kennedy, di Milan, Italia, Sabtu, 13 November 2021.

Baca juga: Singapura: Suntikan Booster Covid-19 adalah Keharusan

Sementara itu di Belgia, hampir 35.000 orang turun ke jalan dalam protes damai yang pecah menjadi kekerasan.

Protes terjadi setelah pemerintah Belgia mengeluarkan mandat yang lebih luas untuk masker dan aturan bekerja dari rumah mulai Rabu pekan lalu.

Denmark, dan wilayah seberang laut Perancis Guadeloupe memiliki protes serupa.

Pemerintah Perancis mengirim pasukan polisi khusus ke Guadeloupe setelah tiga hari protes terhadap pembatasan Covid-19, yang berubah menjadi kerusuhan dan penjarahan.

Unjuk rasa awalnya diserukan oleh serikat pekerja untuk menentang aturan “izin kesehatan Perancis”, yang diperlukan untuk mengakses restoran, acara olahraga dan tempat-tempat lain. Termasuk soal vaksinasi wajib bagi pekerja sektor kesehatan.

Mobil hangus terlihat di jalan Le Gosier, pulau Guadeloupe, Minggu, 21 November 2021, setelah protes atas pembatasan COVID-19 meletus menjadi kerusuhan dan penjarahan selama tiga hari berturut-turut. AP PHOTO/ELODIE SOUPAMA Mobil hangus terlihat di jalan Le Gosier, pulau Guadeloupe, Minggu, 21 November 2021, setelah protes atas pembatasan COVID-19 meletus menjadi kerusuhan dan penjarahan selama tiga hari berturut-turut.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com