Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uni Eropa Masukkan Indonesia dalam Daftar Negara yang Boleh Berkunjung

Kompas.com - 19/11/2021, 20:44 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Rilis

BRUSSEL, KOMPAS.com – Uni Eropa (UE) pada Kamis (18/11/2021) mengumumkan Indonesia masuk dalam daftar pengecualian pembatasan perjalanan ke wilayah UE alias EU’s White List.

Berdasarkan pertemuan yang dilakukan oleh Council of Permanent Representatives UE, masuknya Indonesia dalam daftar itu didasarkan pada perkembangan positif kondisi epidemiologi Indonesia akhir-akhir ini.

Dengan masuknya Indonesia dalam daftar tersebut, WNI dapat melakukan perjalanan non-esensial ke UE. Sebelumnya, perjalan WNI ke wilayah UE hanya dimungkinkan untuk alasan esensial saja.

Baca juga: Seminggu Naik 5 Persen, Eropa Satu-satunya Wilayah dengan Kematian Covid-19 Masih Bertambah

Dubes RI untuk Uni Eropa di Brussel Belgia Andri Hadi menyampaikan kegembiraannya mengenai hal ini sebagaimana rilis yang diterima Kompas.com.

Dia menegaskan, upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia dan juga rakyat Indonesia dalam menekan penyebaran virus corona di Indonesia tidak sia-sia.

Andri berharap, kondisi tersebut tetap dapat dipertahankan ke depannya dengan tetap menjaga protokol kesehatan yang ketat.

“Selain itu, Indonesia juga siap bekerja sama dengan UE dan anggotanya untuk mempermudah perjalanan lintas batas antara Indonesia dan negara-negara UE di masa pandemi ini," kata Andri.

Baca juga: WHO: Kasus Covid-19 Global Melonjak 6 Persen Minggu Lalu, Eropa Kembali Jadi Hotspot

Masuknya Indonesia ke dalam EU’s White List juga memperlihatkan pengakuan UE atas upaya Pemerintah Indonesia dalam menekan laju kasus Covid-19 di Indonesia.

Berdasarkan data yang dikumpulkan European Centre for Disease Control (ECDC), terdapat total 4.248.165 kasus Covid-19 di Indonesia dengan angka kematian mencapai 143.545 jiwa.

Pada periode minggu ke-43 dan ke-44 tahun 2021 (7 hingga 17 November), tercatat penambahan jumlah kasus mencapai 8.769, dengan rata-rata 5,7 kasus per 100.000 penduduk dari 273,52 juta populasi.

Dengan demikian, sepanjang lima pekan terakhir, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia dianggap menurun dengan stabil. Indonesia juga dipandang sukses dengan program vaksinasinya yang terus meningkat dari waktu ke waktu.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Eropa Meroket, Orang yang Enggan Divaksinasi Dapat Aturan Ketat

Selain Indonesia, terdapat 18 negara lain yang ada di dalam daftar ini yakni Argentina, Australia, Bahrain, Kanada, Chile, Kolombia, Yordania, Kuwait, Namibia, Selandia Baru, Peru, Qatar, Rwanda, Arab Saudi, Korea Selatan, Uni Emirat Arab, Uruguay dan China. Khusus untuk China masih menunggu konfirmasi resiprositas.

Setiap dua pekan sekali, ECDC memantau kondisi epidemi di berbagai negara dan memberi kemudahan perjalanan bagi negara-negara yang memiliki perkembangan positif dalam penanganan Covid-19 serta memasukkannya dalam kategori EU’s White List.

Jika kondisi menurun, maka dapat dikeluarkan dari daftar tersebut.

Kemudahan untuk memasuki wilayan UE bagi WNI bukan tanpa syarat. Tentunya, berkunjung ke negara-negara UE tetap memerlukan visa dan vaksinasi.

Vaksinasi yang diterima secara umum oleh UE adalah vaksin yang sesuai anjuran European Medicine Agency (EMA) yakni Pfizer, Moderna, AstraZeneca, dan Johnson & Johnson.

Baca juga: Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Baru ke Belarus Usai NATO Peringatkan Pergerakan Militer Rusia

Sejauh ini, UE belum mengakui vaksin Sinovac yang banyak digunakan di Indonesia.

Namun, sedikitnya ada sembilan negara di Eropa yakni menerima vaksin Sinovac seperti Belanda, Austria, Siprus, Finlandia, Yunani, Islandia, Spanyol, Swedia, dan Swiss.

Selain itu, setiap WNI yang melakukan perjalanan ke UE tetap perlu melakukan tes PCR maksimal 72 jam sebelumnya dengan hasil negatif. Karantina masih berlaku di negara-negara Eropa, tergantung negara yang dituju.

Berbeda dengan kondisi Indonesia, Eropa saat ini telah memasuki gelombang keempat Covid-19.

Banyak negara-negara di Eropa yang saat ini kembali menjadi zona merah seperti Belgia, Austria, Belanda, Swiss, Slovakia, Serbia, Kroasia. Belanda bahkan telah menerapkan lockdown parsial sejak pekan lalu.

Baca juga: Flu Burung Menyebar dengan Cepat, Eropa dan Asia Waspada

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Blokir Stasiun Kereta Api di Bologna Italia

Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Blokir Stasiun Kereta Api di Bologna Italia

Global
Jelang Pemilu, Calon Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak Saat Kampanye

Jelang Pemilu, Calon Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak Saat Kampanye

Global
Taliban Berupaya Segera Miliki Jalur Kereta Api

Taliban Berupaya Segera Miliki Jalur Kereta Api

Global
Ini Penjara Terkecil di Dunia yang Terdiri 2 Sel Tanpa Jendela

Ini Penjara Terkecil di Dunia yang Terdiri 2 Sel Tanpa Jendela

Global
Carlo Acutis, Remaja Italia yang Dijuluki 'Influencer Tuhan' Akan Jadi Santo Milenial Pertama

Carlo Acutis, Remaja Italia yang Dijuluki 'Influencer Tuhan' Akan Jadi Santo Milenial Pertama

Internasional
Setelah Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Setelah Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Global
Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Global
Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Global
Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Global
Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Global
Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Internasional
Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Global
[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

Global
Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com