Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bintang Tenis China Mengaku Alami Pelecehan Seksual dari Mantan Elite Partai Komunis

Kompas.com - 04/11/2021, 23:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

BEIJING, KOMPAS.com - Seorang bintang tenis China menuduh politisi elite Partai Komunis, yang juga mantan pejabat tinggi pemerintah, memaksa berhubungan seksual meskipun penolakan berulang kali disampaikan.

Dalam sebuah unggahan media sosial panjang yang menghilang dengan cepat, Peng Shuai menulis Zhang Gaoli, mantan wakil perdana menteri dan anggota Komite Tetap Politbiro yang berkuasa, memaksanya berhubungan seks setelah kejuaraan tenis tiga tahun lalu.

Baca juga: China Perangi Wabah Covid-19 Paling Luas Sejak Wuhan, Strategi nol Covid Diperketat

Pihak berwenang China memadamkan hampir semua diskusi online tentang tuduhan penyerangan seksual oleh Zhang Gaoli, yang menunjukkan betapa sensitifnya Partai Komunis yang berkuasa terhadap tuduhan semacam itu.

Unggahan Peng Shuai juga mengatakan mereka berhubungan seks sekali tujuh tahun yang lalu dan dia mengaku memiliki perasaan untuk pejabat itu setelahnya.

Peng adalah mantan pemain ganda peringkat teratas, yang meraih 23 gelar ganda tingkat tur, termasuk Grand Slam di Wimbledon pada 2013 dan Perancis Terbuka pada 2014.

AP tidak dapat memverifikasi keaslian unggahannya, yang dibuat Selasa (2/11/2021) malam oleh akun terverifikasinya di Weibo, platform media sosial terkemuka China.

Unggahan itu segera dihapus, dan pencarian di Weibo untuk akun Peng sekarang tidak menemukan hasil. Baik dia maupun Zhang tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar oleh AP.

Zhang Gaoli, mantan wakil perdana menteri dan anggota Komite Tetap Politbiro yang berkuasa, AFP PHOTO/WANG ZHAO Zhang Gaoli, mantan wakil perdana menteri dan anggota Komite Tetap Politbiro yang berkuasa,

Baca juga: Sejarah Panjang Tembok Besar China

Tuduhan itu adalah yang pertama terjadi terhadap seorang pejabat pemerintah terkemuka sejak gerakan #MeToo berlangsung di China pada 2018, sebelum sebagian besar gerakan itu dilumpuhkan oleh pihak berwenang pada tahun yang sama.

Tuduhan sebelumnya terbatas pada media, kelompok advokasi dan akademisi.

Tanggapan Partai Komunis menggambarkan tekadnya untuk mengendalikan wacana publik dan menahan gerakan sosial yang tidak dapat dikendalikan dengan pasti.

Meski media sosial telah ada di mana-mana di China, keberadaannya juga tetap berada di bawah kendali partai.

Tangkapan layar dari unggahan tersebut beredar di Twitter, yang diblokir di China, menghidupkan kembali diskusi di platform tersebut tentang hubungan jender di China, di mana pria mendominasi tingkat atas dalam politik dan bisnis.

Dalam unggahan tersebut, Peng, 35 tahun, menulis bahwa Zhang, sekarang 75 tahun, dan istrinya mengatur pertemuan untuk bermain tenis di Beijing sekitar tiga tahun lalu.

Zhang kemudian membawanya ke sebuah ruangan di rumahnya, di mana serangan itu terjadi.

"Saya sangat ketakutan sore itu, tidak pernah berpikir bahwa hal ini bisa terjadi," tulis unggahan tersebut.

Baca juga: Pentagon: China Bisa Memiliki 1.000 Hulu Ledak Nuklir pada 2030

Desas-desus dan laporan luar negeri tentang perselingkuhan antara wanita muda dan pejabat terkemuka telah lama menjadi bahan pokok politik China, dimulai dengan pendiri Republik Rakyat, Mao Zedong.

Sejumlah kasus-kasus diajukan terhadap pejabat sekarang, dan mantan di bawah pemimpin partai. Kampanye anti-korupsi selama satu dekade Presiden Xi Jinping juga sering menampilkan tuduhan "gaya hidup mesum", bersama dengan penyuapan dan penyalahgunaan posisi mereka.

Zhang pensiun pada 2018 dan sebagian besar menghilang dari kehidupan publik, seperti yang biasa terjadi dengan mantan pejabat China.

Peng belum pernah bermain di tingkat teratas sejak Qatar Terbuka pada Februari 2020.

Di tunggal, ia mencapai semifinal AS Terbuka 2014 dan Babak 16 di Australia Terbuka berikutnya. Tetapi dia belum maju melampaui babak ketiga di kejuaraan apa pun sejak Wimbledon pada 2017.

Baca juga: Asia Tenggara Akan Bergejolak, AS Tak Boleh Konfrontasi Fisik dengan China

Partai Komunis China semakin menindak masyarakat sipil, termasuk gerakan #MeToo yang telah berjuang mendapatkan daya tarik di “Negeri Tirai Bambu”.

Zhou Xiaoxuan, mantan pegawai magang di CCTV media negara China, didorong oleh para pengamat pada September untuk ke pengadilan dalam kasus melawan presenter terkenal.

Sejak itu, gerakan itu sebagian besar telah ditutup oleh pihak berwenang. Para aktivis menemukan unggahan online mereka disensor, dan menghadapi tekanan dari pihak berwenang ketika mencoba mengadakan protes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com