Dia mengatakan sikapnya yang menentang wajib militer karena alasan ideologis secara terbuka ini termasuk revolusioner.
Sikapnya yang teguh menolak wajib militer membuatnya dicap sebagai pengkhianat atau warga tak peduli dengan nasib sesama warga Israel.
Baca juga: Jet Pribadi dari Israel untuk Pertama Kalinya Mendarat di Arab Saudi
Perets merayakan ulang tahunnya yang ke-19 di penjara, setelah dihukum penjara 18 hari karena menolak mengikuti wajib militer.
Ayahnya dengan pengeras suara menyanyikan lagu untuk Perets dari luar penjara.
Setelah bebas, Perets diwajibkan untuk mendatangi pusat pendaftaran wajib militer.
Dia mendatangi tempat pendaftaran bersama ayahnya.
Lagi-lagi, dia menolak masuk program ini, yang membuatnya harus menjalani hukuman penjara selama 30 hari.
Baca juga: Israel Lanjutkan Pembangunan Permukiman Yahudi di Tepi Barat, AS Khawatir
Setelah berpelukan dengan sang ayah, Perets mengatakan, "(Dipenjara lagi) untuk ketiga kalinya ... sampai jumpa."
Kemudian ia melambaikan tangan, sementara tasnya dibawa masuk ke kompleks penjara oleh seorang tentara. Tak ada raut sedih atau khawatir di wajah Perets.
Dia mewakili satu dari sejumlah warga Israel yang secara sadar tak ingin masuk wajib militer karena alasan ideologis, karena tak ingin menjadi bagian dari aksi penindasan terhadap jutaan rakyat yang hidup di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Pekan lalu, seorang pemuda Yahudi Ortodoks meminta visa menetap di Inggris karena khawatir dia akan dimasukkan di penjara karena menolak wajib militer di Israel.
Baca juga: Israel Nyatakan Enam Kelompok Masyarakat Sipil Palestina sebagai Teroris
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.