Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bill Richardson, Juru Runding Ternama AS, Tiba di Myanmar dan Dijadwalkan Bertemu Junta

Kompas.com - 02/11/2021, 16:05 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Mantan diplomat Amerika Serikat (AS) dan perunding sandera Bill Richardson tiba di Myanmar dalam "misi kemanusiaan pribadi", kata organisasinya, ketika negara itu memasuki sembilan bulan di bawah junta yang telah menahan seorang jurnalis AS.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta Februari yang menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi.

Baca juga: Jokowi Bertemu Biden di Sela-sela COP26 Glasgow, Minta Junta Myanmar Bebaskan Tahanan Politik

Tidak dapat memadamkan perbedaan pendapat, militer Myanmar meluncurkan tindakan keras berdarah yang telah menewaskan lebih dari 1.200 orang, menurut kelompok pemantau lokal.

Mantan duta besar PBB Richardson akan "membahas... pengiriman bantuan kemanusiaan vaksin Covid-19, pasokan medis, dan kebutuhan kesehatan masyarakat lainnya," kata organisasinya, Richardson Center, dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan kepergiannya pada Minggu (31/10/2021) melansir AFP.

Pernyataan itu tidak menyebutkan apakah Richardson akan mengangkat kasus jurnalis Amerika Danny Fenster. Dia ditahan pada Mei dan sejak itu dituduh mendorong perbedaan pendapat terhadap militer Myanmar dan terlibat asosiasi yang melanggar hukum.

Redaktur pelaksana outlet berita lokal Frontier Myanmar, Fenster ditahan di Bandara Internasional Yangon saat ia berusaha meninggalkan negara itu.

Dia saat ini diadili dan menghadapi enam tahun penjara jika terbukti bersalah atas kedua tuduhan tersebut.

Baca juga: AS Kutuk Serangan Mengerikan Militer Myanmar Setelah Ratusan Rumah di Chin Barat Dibakar

Media lokal Myanmar Now melaporkan bahwa Richardson dijadwalkan bertemu dengan pemimpin junta dan pejabat senior lainnya.

AFP telah menghubungi juru bicara militer untuk memberikan komentar.

Richardson, mantan gubernur New Mexico, telah merundingkan "pembebasan sandera dan prajurit Amerika di Korea Utara, Kuba, Irak dan Sudan," menurut situs web pusatnya.

Kunjungan terakhirnya ke Myanmar adalah pada 2018, sebagai bagian dari panel yang dibuat untuk memberi nasihat tentang kekerasan di Negara Bagian Rakhine. Di sana, militer Myanmar pada 2017 melakukan penumpasan warga, yang memicu eksodus lebih dari 700.000 Muslim Rohingya tanpa kewarganegaraan.

Tapi dia tiba-tiba mengundurkan diri setelah perjalanan tersebut, dan menuduh Aung Suu Kyi kurang memiliki "moral pemimpin" terkait krisis tersebut.

Richardson juga mengatakan dia mengundurkan diri karena khawatir komite akan "menghapus" penyebab krisis Rohingya, di mana Myanmar sekarang sedang diselidiki atas tuduhan genosida.

Jenderal Senior Min Aung Hlaing, sekarang kepala junta, adalah kepala angkatan bersenjata militer Myanmar selama represi pada 2017.

Baca juga: Jika Mau Tegas, ASEAN Harusnya Mengakui NUG Myanmar Bukan Junta Militer

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com