Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Geng Haiti Bagikan Video Mengancam Akan Bunuh Misionaris yang Diculik

Kompas.com - 23/10/2021, 10:25 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber NBC News

PORT-AU-PRINCE, KOMPAS.com - Pemimpin geng Haiti yang dituduh menculik 17 misionaris mengancam akan membunuh mereka jika tuntutannya tidak dipenuhi, dalam video baru yang tampaknya direkam pada Rabu (20/10/2021).

Geng 400 Mawozo, yang menguasai komune Ganthier di pinggiran Port-au-Prince tempat para misionaris diculik Sabtu (16/10/2021), menuntut 1 juta dollar AS (Rp 14 miliar) per sandera, menurut menteri kehakiman negara itu.

Baca juga: Geng Haiti Minta Tebusan Rp 14,1 Miliar Per Orang untuk 17 Misionaris yang Diculik

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan video yang beredar di media sosial itu, tampaknya sah melansir NBC News pada Sabtu (23/10/2021).

Christian Aid Ministries, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Ohio, mengatakan pada Kamis (19/10/2021) bahwa mereka mengetahui video Facebook yang menunjukkan anggota geng yang menculik anggota stafnya.

"Kami tidak akan mengomentari video tersebut, sampai mereka yang terlibat langsung dalam pembebasan para sandera memutuskan komentar tersebut tidak akan membahayakan keselamatan dan kesejahteraan staf dan anggota keluarga kami," kata Christian Aid Ministries.

Keluarga para sandera meminta dalam sebuah pernyataan untuk mendoakan para sandera kembali dengan selamat, dan mengatakan mereka berdoa untuk para anggota geng.

Christian Aid Ministries menggambarkan keluarga-keluarga itu berasal dari Amish, Mennonite dan komunitas Anabaptis lainnya di Wisconsin, Ohio, Michigan, Tennessee, Pennsylvania, Oregon dan Ontario.

Baca juga: 17 Misionaris AS dan Kanada Jadi Korban Penculikan di Haiti

Para misionaris yang diculik adalah lima anak berusia 8 bulan hingga 15, tahun dan 12 orang dewasa, kata kelompok itu.

Haiti sudah menjadi salah satu negara termiskin di Belahan Barat ketika presidennya, Jovenel Moise, dibunuh pada Juli tahun ini.

Pada Agustus, gempa bumi berkekuatan M 7,2 yang menghancurkan kemudian melanda negara itu. Lebih dari 2.000 orang tewas dan ribuan lainnya akhirnya harus mengungsi.

Ada demonstrasi di Haiti atas kondisi di sana, dan pada Senin (18/10/2021), warga Haiti mengadakan pemogokan umum di Port-au-Prince untuk memprotes kekerasan yang meluas dan ekonomi negara yang hancur.

Barbekyu, pemimpin geng G9 dan Keluarga, kiri depan, meneriakkan slogan-slogan dengan anggota gengnya setelah memberikan pidato, saat ia memimpin pawai menentang penculikan melalui lingkungan La Saline di Port-au-Prince, Haiti, Jumat, Okt . 22 Oktober 2021. AP PHOTO/JOSEPH ODELYN Barbekyu, pemimpin geng G9 dan Keluarga, kiri depan, meneriakkan slogan-slogan dengan anggota gengnya setelah memberikan pidato, saat ia memimpin pawai menentang penculikan melalui lingkungan La Saline di Port-au-Prince, Haiti, Jumat, Okt . 22 Oktober 2021.

Minggu ini, orang-orang di ibu kota mengatakan mereka "takut". Mereka takut akan nyawa, sementara kondisi di lapangan terus memburuk.

Kerusuhan dipicu oleh kekurangan bahan bakar dan kemarahan pada pemerintah yang dinilai tidak dapat mengatasi penculikan.

“Banyak orang takut,” Hernest Vales, seorang guru bahasa Inggris di Port-au-Prince, mengatakan kepada NBC “TODAY.” "Banyak orang ingin meninggalkan negara ini."

Baca juga: Rekaman Video Tunjukkan Migran Haiti Marah Lempar Sepatu ke Pesawat AS di Bandara Port-au-Prince

Vales mengatakan negara itu dikuasai oleh korupsi. Dia pun berjuang untuk mencari pekerjaan, padahal dulu dia mendapatkan pekerjaan dengan misionaris.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com