Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Siap Hadapi 2.000 Roket Sehari jika Perang Lawan Hezbollah

Kompas.com - 18/10/2021, 16:23 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

TEL AVIV, KOMPAS.com - Israel tidak ingin berperang dengan Hezbollah, tetapi mengaku siap menghadapi sekitar 2.000 roket sehari dari kelompok bersenjata itu jika konflik pecah, kata pejabat senior militer Israel kepada AFP.

Pada Mei tahun ini, tentara Israel berperang 11 hari melawan kelompok bersenjata Palestina di Jalur Gaza, yang menembakkan sekitar 4.400 proyektil ke arah negara tersebut.

Israel mengatakan, sistem pertahanan Iron Dome-nya, yang telah digunakan selama sekitar satu dekade, mencegat sekitar 90 persen roket yang menuju daerah berpenduduk, sementara tak sampai 300 yang mengenai distrik berpenghuni.

Baca juga: Hezbollah Nyatakan Siap Berperang Lawan Israel Jika Diperlukan

Tingkat tembakan itu melampaui tahun 2006 saat Israel perang melawan Hezbollah, ketika sejumlah roket serupa diluncurkan dari Lebanon, tetapi selama sekitar satu bulan, kata tentara Israel.

Pada bulan Mei, kota-kota seperti Tel Aviv dan Ashdod mengalami jumlah tembakan tertinggi dalam sejarah Israel, kata Uri Gordin, kepala Home Front Command.

"Kami melihat lebih dari 400 roket ditembakkan ke Israel setiap hari."

Dia mengatakan, dalam kasus konflik atau perang dengan Hezbollah, "Kami memperkirakan lebih dari lima kali jumlah roket yang ditembakkan setiap hari dari Lebanon ke Israel.

"Pada dasarnya kami memperkirakan antara 1.500-2.500 roket yang ditembakkan setiap hari ke arah Israel," katanya kepada AFP.

"Panggilan kejut"

Dibentuk pada 1992 setelah Perang Teluk pertama, Home Front Command yang dipimpin Gordin bertanggung jawab atas pertahanan sipil, yang berarti mempertahankan negara jika terjadi ancaman, konflik, atau bencana.

Unit itu dikritik karena tanggapannya terhadap perang 2006 dengan Hezbollah, yang menewaskan lebih dari 1.200 warga Lebanon dan sebagian besar warga sipil, serta 160 warga Israel yang mayoritas di antara mereka adalah tentara.

Baca juga: Tak Jadi Batal, AS Siapkan Rp 14,2 Triliun untuk Pasok Iron Dome ke Israel

Perang itu adalah panggilan kejut bagi Home Front Command, kata Gordin, seraya menambahkan bahwa sejak itu pihaknya meningkatkan unit penghubungnya, yang sekarang aktif di 250 kota Israel untuk memberikan bantuan jika terjadi serangan.

Home Front Command menggunakan proyeksi komputer untuk memprediksi lintasan roket setelah diluncurkan, dan menyarankan masyarakat, dalam jarak tertentu, untuk menuju ke tempat perlindungan.

Selama konflik Gaza pada Mei, sistem itu memungkinkan layanan darurat untuk menghadapi setiap insiden dalam waktu kurang dari lima menit, kata Gordin dari ruang kendali markas besar unit di Ramla, dekat Tel Aviv.

Dia mengatakan persiapan sudah dilakukan untuk setiap insiden di perbatasan dengan Lebanon.

Baca juga: Mengenal Iron Dome, Senjata Israel untuk Melawan Roket Hamas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com