Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

17 Misionaris AS dan Kanada Jadi Korban Penculikan di Haiti

Kompas.com - 18/10/2021, 06:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

PORT-AU-PRINCE, KOMPAS.com - Tujuh belas misionaris dari Amerika Serikat (AS) dan Kanada, beberapa dari mereka di bawah umur, diculik di Haiti pada Sabtu (16/10/2021), menurut organisasi Christian Aid Ministries.

"Kelompok yang terdiri dari enam belas warga AS dan satu warga Kanada itu terdiri dari lima pria, tujuh wanita, dan lima anak-anak," demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh organisasi yang berbasis di Ohio, Minggu (17/10/2021).

"Kami mencari arahan Tuhan untuk sebuah resolusi, dan pihak berwenang mencari cara untuk membantu," kata mereka melansir CNN.

Baca juga: Rekaman Video Tunjukkan Migran Haiti Marah Lempar Sepatu ke Pesawat AS di Bandara Port-au-Prince

Investigasi sedang berlangsung, menurut sumber di pasukan keamanan Haiti, yang mengaitkan penculikan itu dengan anggota geng lokal.

Pejabat Haiti berhubungan dengan Departemen Luar Negeri AS tentang penculikan itu, kata menteri luar negeri negara itu, Claude Joseph, kepada CNN.

Para misionaris itu melakukan perjalanan dengan kendaraan pada Sabtu (16/10/202) ke Titanyen, di utara ibu kota Port-au-Prince, setelah mengunjungi sebuah panti asuhan di daerah Croix des Bouquets. Mereka diculik di sepanjang rute antara dua tempat tersebut.

Menurut laporan The Washington Post, salah satu misionaris yang diculik, seorang warga negara AS, sempat mengunggah permintaan bantuan di grup WhatsApp ketika penculikan itu terjadi, mengutip seseorang yang akrab dengan penculikan yang berbicara dengan syarat anonim.

"Tolong doakan kami!! Kami disandera, mereka menculik sopir kami. Berdoalah, berdoalah . Kami tidak tahu ke mana mereka membawa kami," kata pesan itu.

Tidak jelas apakah pesan itu adalah video atau teks yang dikirim ke grup WhatsApp, dan tidak ada informasi tentang grup WhatsApp itu sendiri dalam laporan The Washington Post.

CNN tidak dapat secara independen memverifikasi keaslian pesan atau laporan ini.

Baca juga: 10.000 Migran Haiti yang Berlindung di Bawah Jembatan Texas Akan Dideportasi AS

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan Sabtu malam (16/10/2021) bahwa pihaknya mengetahui laporan tersebut.

"Kesejahteraan dan keselamatan warga AS di luar negeri adalah salah satu prioritas tertinggi Departemen Luar Negeri. Kami mengetahui laporan-laporan ini dan tidak memiliki tambahan apa pun untuk ditawarkan saat ini," kata juru bicara itu.

Menurut seorang pejabat senior AS yang mengetahui situasi tersebut, AS tidak mengetahui lokasi para misionaris yang diculik saat ini. Pejabat FBI dan Kementerian Luar Negeri AS bekerja sepanjang waktu untuk mengamankan pembebasan orang Amerika, kata pejabat itu.

Pejabat Kanada juga bekerja dengan otoritas lokal dan "LSM yang terlibat" untuk mengumpulkan informasi, kata juru bicara Urusan Global Kanada kepada CNN.

CNN telah menghubungi Kementerian Kehakiman Haiti dan Kepolisian Nasional, tetapi mereka belum berkomentar.

Baca juga: Krisis Haiti Memburuk, Perdana Menteri Pecat Jaksa yang Menuduhnya Terlibat Pembunuhan Presiden

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com