Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

17 Misionaris AS dan Kanada Jadi Korban Penculikan di Haiti

PORT-AU-PRINCE, KOMPAS.com - Tujuh belas misionaris dari Amerika Serikat (AS) dan Kanada, beberapa dari mereka di bawah umur, diculik di Haiti pada Sabtu (16/10/2021), menurut organisasi Christian Aid Ministries.

"Kelompok yang terdiri dari enam belas warga AS dan satu warga Kanada itu terdiri dari lima pria, tujuh wanita, dan lima anak-anak," demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh organisasi yang berbasis di Ohio, Minggu (17/10/2021).

"Kami mencari arahan Tuhan untuk sebuah resolusi, dan pihak berwenang mencari cara untuk membantu," kata mereka melansir CNN.

Investigasi sedang berlangsung, menurut sumber di pasukan keamanan Haiti, yang mengaitkan penculikan itu dengan anggota geng lokal.

Pejabat Haiti berhubungan dengan Departemen Luar Negeri AS tentang penculikan itu, kata menteri luar negeri negara itu, Claude Joseph, kepada CNN.

Para misionaris itu melakukan perjalanan dengan kendaraan pada Sabtu (16/10/202) ke Titanyen, di utara ibu kota Port-au-Prince, setelah mengunjungi sebuah panti asuhan di daerah Croix des Bouquets. Mereka diculik di sepanjang rute antara dua tempat tersebut.

Menurut laporan The Washington Post, salah satu misionaris yang diculik, seorang warga negara AS, sempat mengunggah permintaan bantuan di grup WhatsApp ketika penculikan itu terjadi, mengutip seseorang yang akrab dengan penculikan yang berbicara dengan syarat anonim.

"Tolong doakan kami!! Kami disandera, mereka menculik sopir kami. Berdoalah, berdoalah . Kami tidak tahu ke mana mereka membawa kami," kata pesan itu.

Tidak jelas apakah pesan itu adalah video atau teks yang dikirim ke grup WhatsApp, dan tidak ada informasi tentang grup WhatsApp itu sendiri dalam laporan The Washington Post.

CNN tidak dapat secara independen memverifikasi keaslian pesan atau laporan ini.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan Sabtu malam (16/10/2021) bahwa pihaknya mengetahui laporan tersebut.

"Kesejahteraan dan keselamatan warga AS di luar negeri adalah salah satu prioritas tertinggi Departemen Luar Negeri. Kami mengetahui laporan-laporan ini dan tidak memiliki tambahan apa pun untuk ditawarkan saat ini," kata juru bicara itu.

Menurut seorang pejabat senior AS yang mengetahui situasi tersebut, AS tidak mengetahui lokasi para misionaris yang diculik saat ini. Pejabat FBI dan Kementerian Luar Negeri AS bekerja sepanjang waktu untuk mengamankan pembebasan orang Amerika, kata pejabat itu.

Pejabat Kanada juga bekerja dengan otoritas lokal dan "LSM yang terlibat" untuk mengumpulkan informasi, kata juru bicara Urusan Global Kanada kepada CNN.

CNN telah menghubungi Kementerian Kehakiman Haiti dan Kepolisian Nasional, tetapi mereka belum berkomentar.

Penculikan melonjak 300 persen

Penculikan melonjak di Haiti sepanjang 2021, dengan angka meningkat hampir 300 persen sejak Juli.

Setidaknya 628 penculikan terjadi sejak Januari, 29 di antaranya adalah orang asing, menurut data yang dirilis awal bulan ini oleh Pusat Analisis dan Penelitian Hak Asasi Manusia, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Port-au-Prince.

Sebuah serikat transportasi Haiti, Asosiasi Pemilik dan Pengemudi Haiti (APCH), menyerukan pemogokan tanpa batas mulai Senin (18/10/2021) untuk memprotes lonjakan penculikan, di antara masalah lain, di Haiti, kata kelompok itu kepada CNN.

Pada Jumat (15/10/2021, kelompok tersebut meminta semua sektor untuk bergabung dalam pemogokan, karena jumlah penculikan terus meningkat di Haiti.

"Kami menyerukan kepada pemerintah untuk mengakhiri penculikan dan memberi kami keamanan atau mereka harus segera mengundurkan diri. Kami adalah korban paling banyak; sektor transportasi adalah sasaran empuk para penculik di seluruh negeri," kata Mehu Changeux, presiden APCH, mengatakan kepada CNN pada Minggu (18/10/2021).

Menurutnya, anggota kelompoknya banyak hilang karena ketidakamanan dan puluhan anggota telah diculik.

Sementara tragedi terbaru penculikan misionaris AS dinilai menunjukkan tidak ada yang aman di negara itu.

“Kami akan berjuang untuk hidup kami dan untuk masa depan kami. Kami menyerukan semua sektor untuk bergabung dalam pertarungan, jangan menunggu sampai giliran Anda diculik oleh geng-geng ini. Kami disandera di negara kami sendiri," kata Changeux.

Seruan untuk pemogokan datang tepat sebelum misionaris dilaporkan diculik oleh anggota geng di Haiti.

Tahun yang penuh gejolak

Pada Jumat (15/10/2021), Dewan Keamanan PBB memilih untuk memperpanjang mandat misi PBB di Haiti selama sembilan bulan, hingga 15 Juli 2022.

Pada pertemuan DK PBB hari itu, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan, "Seperti yang kita semua tahu, tahun lalu sangat bergejolak di Haiti. Dengan memperbarui mandat BINUH (misi PBB di Haiti), kami telah membantu memastikan PBB dapat melanjutkan upaya vitalnya mendukung lembaga-lembaga demokrasi dan perencanaan pemilu, memperkuat supremasi hukum dan mempromosikan stabilitas."

Menteri Luar Negeri Haiti Claude Joseph mendesak DK PBB awal bulan ini untuk memperkuat mandat misi PBB, guna membantu memastikan keamanan dan perlindungan bagi warga sipil, menurut siaran pers PBB.

"Ini adalah harapan yang sah dari orang-orang yang telah cukup menderita dari kekerasan geng, penculikan dan kejahatan yang meluas," kata Joseph.

https://www.kompas.com/global/read/2021/10/18/063252070/17-misionaris-as-dan-kanada-jadi-korban-penculikan-di-haiti

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke