Dengan kepemimpinan Taliban yang kadang-kadang tidak pasti ketentuannya, para milisi di lapangan kerap bertindak sendiri.
Salima dibawa ke Kabul, bersama dengan wanita lain, Razia, yang telah tinggal di penampungan hampir setahun setelah melarikan diri dari saudara iparnya yang kejam.
Tanpa tempat untuk menempatkan mereka, Taliban menempatkan mereka di bagian wanita dari penjara yang ditinggalkan di kompleks penjara utama Afghanistan, Pul-e-Charkhi.
Penjara itu kosong karena ketika Taliban mengambil alih Kabul, mereka membebaskan semua narapidana, termasuk ribuan pria, 760 wanita dan lebih dari 100 anak-anak, menurut administrator baru penjara Taliban, Mullah Abdullah Akhund.
Baca juga: Menhan AS Mengaku Terkejut Pasukan Afghanistan Runtuh di Hadapan Taliban
AP mendapat akses langka kepada para wanita di penjara. Sekarang hanya ada enam wanita di sana, termasuk Salima dan Razia.
Sebuah gerbang baja besar mengarah ke penjara wanita. Gulungan kawat berduri dipasang di atas dinding setinggi 20 kaki.
Di dalam, para wanita bergerak bebas dengan anak-anak mereka. Putri Salima yang berusia 5 tahun, Maria dan putranya Mohammad, 6 tahun, menghabiskan sebagian besar hari mereka di kamar utama yang besar dan berkarpet.
Tidak ada sekolah dan hanya boneka beruang merah raksasa dan beberapa mainan kecil untuk hiburan mereka.
“Kami kebanyakan berdoa dan membaca Alquran sepanjang hari,” kata Salima melansir Newsweek pada Kamis (29/9/2021).
Salima mengaku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi untuk saat ini, tanpa uang dan keluarga, dia merasa aman di penjara itu.
Baca juga: Taliban Tak Lagi Izinkan Perempuan Afghanistan Mengajar atau Kuliah di Universitas
Sejak mengambil alih kekuasaan, tanggapan Taliban terhadap tempat penampungan wanita bervariasi.
Di kota Herat bagian barat, beberapa tempat itu ditutup, kata Suraya Pakzad, seorang aktivis hak-hak perempuan dari Herat yang membuka beberapa tempat penampungan.
Pakzad mengatakan Jumat (24/9/2021) dalam pesan teks dari sebuah tempat persembunyian bahwa dia menghadapi ancaman dari semua sisi, dari Taliban dan dari keluarga para wanita yang berlindung di tempat penampungannya.
Selama beberapa tahun terakhir, Pakzad dan wanita lainnya mendesak untuk bersuara dalam negosiasi antara pemerintah yang didukung AS saat itu dan Taliban. Tapi sekarang mereka pun kesulitan menyelamatkan dirinya sendiri.
Pakzad membagikan surat perintah penangkapan untuknya, dan tujuh aktivis dan jurnalis lainnya dari Afghanistan barat, yang dikeluarkan oleh kepala polisi baru Taliban di Herat.