Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taiwan Butuh Senjata Jarak Jauh dan untuk Lawan China

Kompas.com - 28/09/2021, 17:49 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng pada Senin (27/9/2021), mengatakan bahwa negara tersebut perlu memiliki senjata jarak jauh dan akurat untuk mencegah China yang dengan cepat mengembangkan sistemnya untuk menyerang pulau itu.

Menteri Pertahanan Taiwan pada September mengusulkan pengeluaran pertahanan ekstra hampir 9 miliar dollar AS (Rp 128,5 triliun) untuk 5 tahun ke depan. 

Anggaran sebesar itu ditujukan di antaranya untuk pembelian rudal baru, yang merupakan kebutuhan mendesak untuk meningkatkan persenjataan dalam menghadapi "ancaman parah" dari China, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri.

Baca juga: Kapal Perang Inggris untuk Kali Pertama Lewati Selat Taiwan

Berbicara di parlemen, Chiu mengatakan Taiwan harus bisa memberi tahu China bahwa mereka bisa membela diri, seperti yang dilansir dari VOA Indonesia pada Senin (27/9/2021).

“Pengembangan peralatan harus jarak jauh, tepat, dan gesit, sehingga musuh dapat merasakan bahwa kita siap segera setelah mereka mengirimkan pasukannya,” tambah Chiu, merujuk pada kemampuan rudal Taiwan.

Dalam sebuah laporan tertulis kepada parlemen, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa rudal jarak menengah dan jarak jauh digunakan dalam latihan pencegatan di fasilitas uji kunci di pantai tenggara Taiwan.

Chiu menolak memberikan rincian kepada wartawan tentang seberapa senjata jauh rudal Taiwan dapat mencapai target, sesuatu yang selalu dirahasiakan oleh pemerintah.

Baca juga: Partai Oposisi Taiwan Pilih Pemimpin Baru, Janji Buka Pembicaraan dengan China

Taiwan memberikan penilaian yang luar biasa tajam tentang kemampuan China dalam laporan tahunannya.

Taiwan mengatakan bahwa mereka dapat "melumpuhkan" pertahanan China dan dapat sepenuhnya memantau penyebarannya.

Chiu mengatakan penting bahwa orang Taiwan menyadari bahaya yang mereka hadapi.

Ditanya apa yang akan diserang China pertama kali jika terjadi perang, Chiu menjawab bahwa itu adalah kemampuan komando dan komunikasi Taiwan.

"Dalam hal ini kemampuan Komunis China meningkat pesat. Mereka dapat mengganggu sistem komando, kontrol, komunikasi dan intelijen kami, misalnya dengan stasiun radar tetap pasti diserang terlebih dahulu," katanya.

Baca juga: China Gelar Latihan Militer Dekat Taiwan

"Jadi kita harus mobile, sembunyi-sembunyi, dan bisa berganti posisi," imbuhnya. 

Presiden Tsai Ing-wen telah menjadikan penguatan dan modernisasi pertahanan sebagai prioritas, agar pulau itu sebagai "landak" yang sulit diserang.

Taiwan telah mengeluh selama berbulan-bulan tentang aktivitas militer China yang berulang di dekat teritorialnya, terutama jet angkatan udara yang memasuki zona pertahanan udara Taiwan.

China telah meningkatkan upaya untuk memaksa pulau yang diperintah secara demokratis itu untuk menerima kedaulatan China. Kebanyakan orang Taiwan tidak menunjukkan keinginan untuk diperintah oleh Beijing yang otokratis.

Baca juga: China Luncurkan 10 Pesawat Termasuk Jet Tempur ke Wilayah Udara Taiwan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com