Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Najib Razak Makin Aktif, Akankah "Comeback" ke Politik Malaysia?

Kompas.com - 26/09/2021, 19:39 WIB
Ericssen,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com – Gerak-gerik politik Najib Razak semakin aktif setelah Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) kembali ke pucuk kekuasaan Malaysia pada 21 Agustus.

Mantan Perdana Menteri Malaysia itu bertemu dengan PM baru Ismail Sabri Yaakob pada 9 September.

Walau belum resmi menunjuk, Ismail dilaporkan menawarkan posisi penasihat bidang ekonomi kepada Najib.

Baca juga: Bertemu PM Malaysia, Najib Razak Diisukan Diangkat Jadi Penasihat Ekonomi

Kabar terbaru dari surat kabar The Star pada Minggu (26/9/2021) menyebutkan, Najib Razak berencana merebut kembali posisi Presiden UMNO yang pernah dipegangnya ketika menjadi orang nomor satu "Negeri Jiran” dari 2009 hingga 2018.

Sumber internal UMNO berkata, Najib Razak gencar bertemu dengan kepala-kepala divisi UMNO yang merupakan pemegang suara di pemilihan partai.

“Kabar itu benar. Dia ingin kembali. Tujuannya jelas. Dia sedang mengetes dukungannya di akar rumput. Najib ingin tahu apakah kader partai masih mendukungnya,” ucap sumber itu.

Pemilihan presiden UMNO dijadwalkan akan digelar setelah pandemi Covid-19 mereda di Malaysia. Pemilihan seharusnya digelar pada Juni 2021, tetapi ditunda setelah memburuknya penyebaran virus corona.

Presiden petahana UMNO Ahmad Zahid Hamidi memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Najib Razak dan berasal dari faksi politik yang sama.

Comeback politik di tengah belitan kasus hukum

Ambisi comeback politik Najib Razak diyakini tidak akan mulus begitu saja.

Adangan pertama politisi berusia 68 tahun itu adalah vonis kasus korupsi yang sedang membelitnya.

Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak (tengah), mengenakan masker berjalan bersama pendukungnya menuju ke ruang persidangan, gedung Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur, pada 28 Juli 2020. Najib hadir dalam sidang perdana dari serangkaian dakwaan yang menjeratnya mengenai skandal 1MDB.AP PHOTO/VINCENT THIAN Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak (tengah), mengenakan masker berjalan bersama pendukungnya menuju ke ruang persidangan, gedung Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur, pada 28 Juli 2020. Najib hadir dalam sidang perdana dari serangkaian dakwaan yang menjeratnya mengenai skandal 1MDB.
Seperti diketahui, selama berkuasa Najib Razak disorot karena dituding terlibat dalam skandal korupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

Baca juga: Najib Razak Bohong soal Dana Kiriman Raja Arab ke 1MDB, Ini Buktinya

Tahun lalu Najib Razak divonis bersalah atas tujuh dakwaan penyalahgunaan kekuasaan, pencucian uang, dan pelanggaran kepercayaan.

Parlementarian dari dapil Pekan di negara bagian Pahang ini didakwa menggelapkan dana 42 juta ringgit (Rp 143,2 miliar) dari bekas unit 1MDB ke rekeningnya, dan uang itu digunakan untuk berfoya-foya.

Dampak dari aksinya tersebut, Malaysia menderita kerugian setidaknya 4,5 miliar dollar AS (Rp 64,4 triliun).

Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur lalu menjatuhkan hukuman penjara 12 tahun terhadap Najib Razak, menjadikannya mantan PM Malaysia pertama dalam sejarah yang mendapat hukuman penjara.

Najib Razak saat ini bebas dengan jaminan, dan telah mengajukan banding terhadap vonis yang menurutnya bermotif politik.

Jika banding gagal dan grasi ditolak oleh Raja Malaysia, Najib Razak akan kehilangan kursinya di parlemen dan dilarang mencalonkan diri dalam pemilu berikutnya. Ini akan menyudahi hampir lima dekade karier politiknya.

Baca juga: Punya Utang Triliunan ke Negara, Karier Politik Mantan PM Malaysia Najib Razak Terancam Tamat

Bukan hanya kasus hukum, Najib Razak sekarang juga menghadapi kebangkrutan, karena diduga gagal membayar pajak lebih dari 400 juta dollar AS (Rp 5,7 triliun).

Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob (kiri) ketika menemui pendahulunya, mantan PM Najib Razak.FACEBOOK/ISMAIL SABRI YAAKOB via World of Buzz Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob (kiri) ketika menemui pendahulunya, mantan PM Najib Razak.
Namun, Najib Razak tidak terlalu cemas. Suami Rosmah Mansor itu mengatakan kepada Reuters, apakah dia akan didiskualifikasi atau tidak tergantung kepada interpretasi hukum.

“Yang pasti politisi yang ingin memainkan peranan harus memiliki kursi di parlemen,” tuturnya.

Kembalinya UMNO sebagai partai penguasa Malaysia memunculkan kekhawatiran, bahwa Najib Razak akan menerima hukuman yang lebih ringan atau bahkan kasus hukumnya dihentikan.

Najib Razak menyatakan, saat ini fokusnya adalah membersihkan namanya.

Sumber internal UMNO melanjutkan, ada kesepakatan tidak tertulis antara Najib Razak dan Ismail Sabri Yaakob tentang Ismail yang akan menangani negara sebagai PM, sedangkan Najib jika kembali menjadi Presiden UMNO akan fokus mengurus partai

Walau diterpa guncangan skandal, Najib Razak tetap sosok yang populer di kalangan akar rumput suku Melayu terutama di daerah pedesaan. Ke mana pun dia berkunjung, Najib sering dipanggil “Bossku”.

Pengaruh politiknya di internal UMNO juga tetap kuat dan tidak tergoyahkan, terbukti dari keberhasilan faksi pimpinannya menggulingkan mantan perdana menteri Muhyiddin Yassin.

Comeback politik bukan sesuatu yang lumrah di kancah perpolitikan Malaysia.

Satu-satunya mantan PM yang berhasil kembali ke Seri Perdana adalah Mahathir Mohamad, yang tidak lain tidak bukan adalah mantan mentor politik Najib Razak, yang mengalahkannya secara mengejutkan pada pemilu Mei 2018.

Baca juga: Ketika Mahathir Beli Ikan Cupang untuk Bantu Usaha Lokal Malaysia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com