BEIJING, KOMPAS.com - Direktur dan pendiri raksasa pengembang properti China, Evergrande, Xu Jiayin pada 21 September menulis surat untuk karyawan perusahaan yang ia pimpin yang berjumlah tak kurang dari 125.000 orang.
"Saya meyakini, dengan kerja sama di antara jajaran pimpinan dan seluruh karyawan ... jika kita terus berjuang, tabah menjalani perjuangan ini, kita akan bisa keluar dari masa-masa gelap ini segera," kata Xu Jiayin.
Surat ini ia tulis ketika perusahaannya menghadapi persoalan serius: terancam bangkrut.
Baca juga: Ini Dampak Krisis Evergrande Bagi China, AS, hingga Eropa
Utang yang dicatat Evergrande diperkirakan mencapai tak kurang dari 300 miliar dollar AS atau sekitar Rp 4.260 triliun.
Dalam sejarah tak ada perusahaan di dunia ini yang memiliki utang sebesar ini.
Muncul kekhawatiran jika Evergrande gagal membayar bunga dan tak bisa mengembalikan utang 300 miliar dollar AS, maka ambruknya pengembang yang berkantor pusat di Shenzhen ini dapat memicu kekacauan keuangan global.
Namun setelah pemerintah pusat di Beijing memberlakukan peraturan baru pada Januari yang ditujukan untuk mengontrol utang perusahaan-perusahaan properti, Evergrande tak bisa memenuhi kewajiban membayar cicilan bunga.
Xu Jiayin, yang juga dikenal dengan nama Hui Ka Yan, lahir pada 1958 di Desa Jutaigang, Provinsi Henan, di China barat.
Media pemerintah menyebutkan ayahnya adalah anggota Tentara Revolusioner dan ikut bertempur melawan Jepang sedangkan sang ibu meninggal sebelum ia menginjak usia satu tahun.
Sejak meninggalnya sang ibu, Xu Jiayin diasuh dan dibesarkan oleh neneknya,
Sebelum memegang gelar sebagai salah satu orang terkaya di China, Xu Jiayin pernah menjadi pekerja kasar. Menurut media di China, ia pernah menjadi sopir traktor yang mengangkut kotoran sapi, hingga bekerja di pabrik semen.
Baca juga: Sri Mulyani Waspadai Dampak Evergrande karena Bisa Pengaruhi Ekspor RI
Pada awal 1970-an ia masuk ke Institut Besi dan Baja Wuhan, lembaga pendidikan yang sekarang bernama Universitas Sains dan Teknologi Wuhan.
Setelah lulus, ia bekerja di pabrik besi dan baja selama beberapa tahun sebelum mendirikan Evergrande Group pada 1996.
Evergrande melakukan banyak investasi properti yang membuat perusahaannya mendapatkan dana 722 juta dollar AS saat menawarkan saham pada 2009.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.