MILAN, KOMPAS.com - Batik kembali ditampilkan dalam ajang Milan Fashion Week (MFW) 2021.
Perancang busana Jenny Yohana Kansil, dengan label busana JYK-nya menampilkan 10 karya busana pada peragaan busana (runaway show) Emerging Talents Milan-Milan Fashion Week Spring/Summer 2021, yang berlangsung di Palazzo Visconti, Milan, Italia pada Selasa (21/9/2021).
Mengusung tema Revolutionary Hope, yang terinspirasi style anak muda punk tahun 70-an, busana-busana tersebut dirancang dan dipadupadankan dengan batik Lubuklinggau yang mempesona dengan corak khas buah durian.
Baca juga: Ketika Museum Moskwa Rusia Penuh Batik Indonesia selama Sebulan Penuh
Pewarnaan batik Lubuklinggau juga ramah lingkungan karena menggunakan pewarna alami seperti buah pinang, jengkol serta daun mangga.
Jenny Kansil menjelaskan, konsep revolutionary hope juga dikaitkan dengan "harapan-harapan baru" keluar dari pandemi Covid-19, sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk semua makhluk hidup.
Penggunaan motif batik Durian Lubuklinggau juga dirasakan "pas" dengan kepribadian kaum muda termasuk kelompok punk, yakni keras di luar, berani mengambil keputusan dan risiko, memiliki banyak ide yang bermanfaat, tetapi memiliki tujuan yang mulia untuk sesama.
Partisipasi JYK Indonesia dalam kegiatan ini juga didukung oleh Batik Lubuklinggau dan KBRI Roma.
Batik Lubuklinggau saat ini juga sedang dipromosikan oleh Pemerintah Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, termasuk melalui upaya Hj Yetti Octarina Prana (istri Wali Kota Lubuklinggau sebagai Ketua Tim Penggerak PKK/Ketua Dekranasda Lubuklinggau) di berbagai festival.
Lubukinggau dikenal sebagai penghasil durian, yang kemudian menjadi inspirasi penciptaan songket dan batik Durian serta bunga Lingga. Kain batik dan songket durian juga telah dipatenkan pada 2016.
Danang Waskito, Koordinator Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Roma yang juga turut hadir dalam kegiatan tersebut, menyampaikan penghargaannya atas partisipasi JYK pada kegiatan "Milan Fashion Week".
"Partisipasi ini merupakan kolaborasi yang baik antara KBRI Roma dan penggiat diplomasi batik Indonesia seperti JYK dan Batik Lubuklinggau, untuk terus mendukung diplomasi Indonesia di Italia, khususnya dalam memperkenalkan wastra Indonesia seperti batik," ucapnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (23/9/2021).
"Tentunya kita semua berharap partisipasi dalam kegiatan seperti ini, akan semakin mendorong kesuksesan JYK dan desainer Indonesia lainnya pada kancah internasional”, jelasnya.
Baca juga: Suku Aborigin Ternyata Punya Motif Batik yang Mirip Indonesia
Kriteria desain terpilih harus memiliki fokus dan esensi pada keanggunan, keindahan dan orisinalitas.
Emerging Talents Milan juga memiliki visi untuk melestarikan dan mempromosikan tradisi, keterampilan, dan produk kerajinan dari generasi ke generasi.
Selain JYK Indonesia, tampil pula beberapa perancang lainnya seperti Marc Cain (Jerman), Nera Lingerie (Perancis), Anamarija Asanovic (Kroasia), Nina Nayema (Kanada), Vitor Zerbinato (Brasil).
JYK adalah label Indonesia yang memproduksi pakaian wanita ready to wear. Produk JYK juga banyak diilhami oleh keluhuran budaya Indonesia yang tetap dapat beradaptasi dengan dunia modern.
Sementara itu, Jenny Yohana Kansil adalah desainer lulusan beberapa sekolah fesyen di Italia dan Inggris. Jenny Kansil merupakan alumni Istituto di Moda Burgo, yang kemudian dipercaya membuka Istituto di Moda Burgo Indonesia di Jakarta.
Baca juga: Video Viral Batik Disebut Kerajinan Tradisional China, Netizen Ramai Ribut di Twitter
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.