Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Cobalah Pahami Dulu China sebagai Negara Super Power

Kompas.com - 22/09/2021, 20:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sudah ratusan tahun dunia ini diwarnai dengan “western way of thinking”, mengenai kekuasaan atau kekuatan. Sudah ratusan tahun dunia mengalami “hukum rimba”, yang berkuasa adalah yang memiliki kekuatan.

Itulah yang terjadi selama ratusan tahun, minimal 200 tahun belakangan ini. Negara-negara Barat yang kuat menaklukkan negara di Asia dan Afrika, mendudukinya, menguasainya dan menikmati kekayaannya.

Demikianlah era kolonialisme dan Imperialisme yang terjadi. Negara-negara yang kemudian merdeka, menjadi tidak sepenuhnya merdeka, karena ketergantungan terhadap negara “penjajah”nya tetap ada dalam format yang terlihat lebih “manusiawi”.

Negara bekas jajahan Inggris pun masih tetap terpelihara dalam ikatan “commonwealth of nation” atau negara persemakmuran.

Negara barat dengan kekuatannya dikenal kemudian sebagai ekspansionistis dengan sifatnya yang sangat mendominasi.

Tidak hanya sistem pemerintahan bernama demokrasi yang dikembangkan ke seluruh dunia, akan tetapi juga produk industri termasuk sampai dengan makanan.

Coca Cola, McDonald’s, dan Kentucky Fried Chicken adalah beberapa diantaranya. Singkat kata persepsi tentang kekuatan adalah identik dengan ekspansi dan dominasi.

Belakangan ini muncul sebuah perubahan yang sangat “mengkhawatirkan” dengan munculnya China sebagai kekuatan ekonomi baru.

Setiap negara dengan pertimbangan keamanan nasional, pasti akan mengembangkan kekuatan pertahanannya seiring dengan laju kemajuan pertumbuhan ekonominya.

Itulah yang terjadi dengan China. Nah, dengan persepsi ratusan tahun terhadap “western way of thinking” menjadi tidak aneh apabila kemudian banyak negara, terutama negara Barat sangat khawatir dengan apa yang tengah terjadi, China muncul sebagai negara yang kuat.

China bahkan sudah banyak yang meramalkan akan menjadi kekuatan baru “mengalahkan” Amerika Serikat sebagai “the super power”.

China dikhawatirkan akan menjadi negara kuat nomor 1 di dunia, dan tentu saja tidak mustahil akan melakukan tindakan ekspansionistis dan langkah-langkah yang mendominasi.

Pada titik inilah, seharusnya banyak pihak mengamati China dengan pemahaman rentang waktu ratusan tahun juga.

China memiliki sejarah dan budaya yang sangat jauh berbeda sebagai negara dengan negara Barat. China tidak pernah menduduki negara lain, menguasainya dan mendominasi seperti yang dilakukan oleh banyak negara Barat.

Jangankan ekspansi, China dengan sistem pemerintahan satu partai, menurut Prof Eric Li tidak pernah berusaha untuk mengembangkan sistem pemerintahan satu partai terhadap negara lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com