Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Pembunuhan Mantan Agen KGB Alexander Litvinenko, Rusia Diminta Tanggung Jawab

Kompas.com - 22/09/2021, 15:26 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

LONDON, KOMPAS.com - Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM) Eropa pada Selasa (21/9/2021) mendukung kesimpulan penyelidikan Inggris bahwa Rusia bertanggung jawab atas pembunuhan Alexander Litvinenko, mantan mata-mata Rusia yang meninggal di London pada 2006 setelah minum teh yang dicampur dengan bahan radioaktif.

Seorang mantan agen mata-mata KGB dan agen pengganti pasca-Soviet FSB, Litvinenko membelot dari Rusia pada 2000 dan melarikan diri ke London.

Baca juga: Sosok Alexander Karelin, Pegulat Gila Rusia yang Mampu Angkat Kulkas

Saat berada di Inggris, Litvinenko terlibat dalam mengungkap korupsi dan kaitannya dengan kejahatan terorganisir di dinas intelijen Rusia.

Dia jatuh sakit parah pada 1 November 2006, setelah minum teh dengan dua pria Rusia di sebuah hotel di London. Setelah menghabiskan tiga minggu di rumah sakit dia meninggal.

Tehnya ditemukan telah dicampur dengan radioaktif polonium-210.

Penyelidikan Inggris menyimpulkan, pada awal 2016 agen Rusia Andrei Lugovoi dan Dmitry Kovtun membunuh Litvinenko, dan Presiden Rusia Vladimir Putin “mungkin menyetujui” operasi tersebut.

Baik Lugovoi maupun Kovtun membantah terlibat dalam pembunuhan itu.

Baca juga: Pelaku Penembakan Kampus Rusia yang Tewaskan 6 Orang Bermimpi Bunuh Banyak Orang

Janda Litvinenko, Marina, membawa kasus ini ke pengadilan yang berbasis di Strasbourg. Dia bersumpah untuk mendapatkan keadilan bagi suaminya.

Itu dimungkinkan karena baik Inggris dan Rusia adalah anggota Dewan Eropa, yang didirikan pada 1949, untuk menegakkan hak asasi manusia di benua itu setelah Perang Dunia II.

Salah satu tanggung jawab utama institusi itu adalah mengawasi pekerjaan Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa, yang berupaya menegakkan Konvensi Eropa tentang HAM.

“Pengadilan menemukan secara khusus bahwa ada dugaan kuat dalam kasus ini bahwa untuk meracuni Tuan Litvinenko, Tuan Lugovoi dan Tuan Kovtun telah bertindak sebagai agen Negara Rusia,” katanya dalam putusannya.

Putusan itu juga mencatat bahwa pemerintah Rusia “gagal memberikan penjelasan lain yang memuaskan dan meyakinkan tentang peristiwa tersebut, atau melawan temuan penyelidikan Inggris.”

Pengadilan Eropa menolak klaim Marina Litvinenko atas ganti rugi berupa "hukuman". Namun pengadilan itu memerintahkan Rusia untuk membayar ganti rugi 100.000 euro (Rp 1,6 miliar) dan biaya 22.500 euro (Rp 375 juta).

Baca juga: Video Penembakan di Universitas Rusia, Mahasiswa Panik Lompat dari Jendela

Marina Litvinenko menyambut baik keputusan pengadilan bahwa negara Rusia bertanggung jawab atas kematian suaminya dan mengatakan keputusan itu menyoroti "rezim tidak demokratis" di Moskwa.

“Kasus ini membantu orang lain untuk tidak menyerah dan mencoba mengubah apa yang mungkin terjadi di Rusia. Suatu hari Rusia (bisa) menjadi negara yang lebih baik bagi semua orang,” katanya kepada Sky News.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com