WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Mantan presiden AS Donald Trump mengeklaim, dia mendengar kabar ada kantong mayat yang dibawa ke lab Wuhan sebelum China mengumumkan kasus Covid-19 perdana.
Presiden ke-45 dalam sejarah AS itu menyatakan, "ketidakmampuan menjijikkan" Beijing menyebabkan virus itu kabur dari laboratorium.
Dalam wawancara dengan Sky News, Trump menjabarkan bagaimana laporan intelijen menyebut Institut Virologi Wuhan (WIV) sebagai sumber utama virus corona.
Baca juga: Pakar WHO Duga Pasien Nol Covid-19 adalah Pekerja Lab Wuhan
"Beberapa laporannya sangat rahasia, saya tak bisa menjelaskan banyak. Tapi, saya bisa mengatakan, 95 persen berasal dari lab Wuhan," kata dia.
"Saya tak tahu apakah mereka berniat buruk atau murni ketidakmampuan menjijikkan. Yang jelas, datangnya dari Wuhan," lanjut Trump.
Mantan presiden berusia 75 tahun tersebut mengungkapkan, dia mulai mendengar kisah ada kantong mayat yang ditumpuk di luar laboratorium.
Dilansir The Sun Selasa (21/9/2021), suami Melania tersebut mengaku sudah mendengar informasi itu sejak lama.
"Jika mereka memang melakukannya, mengumpulkan kantong mayat itu, bukanlah ini sudah jelas indikasi kecil?" ujar dia.
Ucapan Trump itu muncul di tengah rumor, peneliti WIV mengembangkan virus yang 1.000 kali lipat lebih kuat.
Baca juga: Peneliti Lab Wuhan Ini Peringatkan Varian Covid-19 Lebih Mematikan Akan Muncul
Eks presiden dari Partai Republik itu menyatakan, dia tidak yakin jika Covid-19 sengaja dibocorkan dari laboratorium.
Donald Trump menduga sifatnya yang kecelakaan. Dia meganalogikan si peneliti tengah makan siang bersama pacarnya, yang kemudian terinfeksi.
"Saya kira ini berasal dari ketidakmampuan. Virusnya bisa menyebar dan bocor karena ketidakmampuan," tuturnya.
Baca juga: Investigasi Partai Republik AS Coba Buktikan Covid-19 Berasal dari Kebocoran Lab Wuhan
Mantan Investigator Covid-19 David Asher menyatakan, ada kemungkinan China mengembangkan ambisi senjata biologis mereka.
Tetapi Trump, yang menjabat pada 2017 sampai 2021 tersebut tidak berpikir virus corona merupakan senjata biologis.
"Yang jelas, kebanyakan bukti kini sudah hilang. Jadi sulit untuk mencari tahu apa yang sesungguhnya terjadi," bebernya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.