Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/09/2021, 21:57 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Pada 1938, Heinrich Himmler, seorang petinggi Partai Nazi dan perancang Holocaust, mengirim sebuah tim beranggotakan lima orang ke Tibet untuk melacak asal-usul ras Arya yang mereka yakini sebagai ras nan unggul.

Vaibhav Purandare, selaku penulis buku mengenai Hitler, mengisahkan bagaimana ekspedisi yang melintasi India itu berlangsung.

Setahun sebelum Perang Dunia II dimulai, sekelompok orang Jerman tiba di perbatasan India bagian timur secara diam-diam.

Baca juga: Ahli Temukan Bukti Kekejaman Nazi di Polandia

Mereka tengah mengemban misi untuk menemukan asal-muasal ras Arya.

Adolf Hitler meyakini bahwa orang-orang Arya dari kawasan Nordik mencapai India dari utara sekitar 1.500 tahun sebelumnya.

Para insan Arya itu kemudian melakoni "kesalahan fatal" dengan mengawini orang-orang "bukan Arya" sehingga menghilangkan semua kekhasan yang membuat mereka superior dari bangsa lainnya di muka bumi.

Hitler berulang kali mengutarakan kebencian mendalam terhadap rakyat India dan perjuangan mereka untuk merdeka. Kebencian itu tertuang dalam pidato, tulisan, dan debat-debatnya.

Meski demikian, menurut Himmler selaku salah satu bawahan terpercaya Hitler, sekaligus kepala organisasi kepolisian SS bentukan Nazi, kawasan India masih layak dijelajahi.

Baca juga: Pria Berusia 100 Tahun Diadili sebagai Mantan Pejabat Kamp Konsentrasi Nazi

Di sinilah kemudian Tibet muncul dalam pemikiran mereka.

Orang-orang yang mengagung-agungkan ras kulit putih Nordik meyakini bahwa dulu, ada kota Atlantis. Di kota yang hilang tersebut, menurut keyakinan mereka, bangsa "darah murni" bermukim.

Kota tersebut dipercayai berada di Samudera Atlantik, antara Inggris dan Portugal. Belakangan pulau mitos ini diyakini tenggelam setelah dihantam petir Ilahi.

Tidak semua penduduk Atlantis tewas, menurut keyakinan sejumlah orang.

Para penyintas dikira pindah ke tempat yang lebih aman. Nah, wilayah Himalaya, khususnya Tibet, diyakini sebagai tempat aman tersebut karena terkenal dengan julukan atap dunia.

Baca juga: Spesifikasi Panther, Tank Nazi Jerman dalam Perang Dunia II

Ernst Schafer (ketiga dari kiri) saat di Tibet pada 1939.ULLSTEIN BILD DTL/GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Ernst Schafer (ketiga dari kiri) saat di Tibet pada 1939.

Pada 1935 Himmler membentuk sebuah unit di dalam SS yang disebut Ahnenerbe—atau Biro Warisan Nenek Moyang—guna melacak jejak orang-orang Atlantis setelah kota itu diyakini dihantam petir.

Selang tiga tahun kemudian dia mengirim lima orang Jerman ke Tibet dalam operasi pencarian.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com