Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Berusia 100 Tahun Diadili sebagai Mantan Pejabat Kamp Konsentrasi Nazi

Kompas.com - 03/08/2021, 13:09 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

BERLIN, KOMPAS.com - Mantan pejabat kamp konsentrasi Nazi yang berusia 100 tahun akan diadili di Jerman pada Oktober atas tuduhan keterlibatannya dalam pembunuhan 3.518 orang.

Kantor kejaksaan di Neuruppin telah mengajukan tuntutan pertama kali pada Februari, kemudian menerima konfirmasi dari medis bahwa pria lanjut usia itu "layak untuk diadili".

Jaksa penuntut mengatakan persidangan yang berlangsung akan dibatasi 2,5 jam dalam sehari.

Baca juga: Di Balik Sosok Bengisnya, Inilah 4 Fakta Unik Adolf Hitler

Melansir The Guardian pada Senin (2/8/2021), bahwa tersangka dituduh "secara sadar dan sukarela" membantu membunuh tahanan di kamp Sachsenhausen di Oranienburg, utara Berlin, antara 1942-1945.

Dia terutama dituduh terlibat dalam "eksekusi oleh regu tembak tahanan perang Soviet pada 1942" dan pembunuhan tahanan "menggunakan gas beracun Zyklon B".

Terdakwa disebutkan dalam laporan media lokal tinggal di negara bagian Brandenburg di luar Berlin, sementara namanya tidak disebutkan sesuai dengan undang-undang privasi Jerman.

Thomas Walther, seorang pengacara yang mewakili sejumlah korban dalam kasus kamp konsentrasi Nazi, mengatakan kepada surat kabar Jerman Welt am Sonntag, "Beberapa pelapor sama tuanya dengan terdakwa dan mengharapkan keadilan ditegakkan."

Baca juga: Spesifikasi Panther, Tank Nazi Jerman dalam Perang Dunia II

Kamp konsentrasi Sachsenhausen didirikan pada 1936 sebagai kamp baru pertama setelah Adolf Hitler memberi SS kendali penuh atas sistem kamp konsentrasi Nazi.

Kamp konsentrasi Sachsenhausen dimaksudkan untuk menjadi acuan fasilitas dan kamp pelatihan untuk jaringan yang dibangun Nazi di seluruh Jerman, Austria, dan wilayah yang diduduki.

Lebih dari 200.000 orang telah ditahan di kamp konsentarasi itu antara 1936-1945.

Puluhan ribu tahanan tewas karena kelaparan, penyakit, dan kerja paksa, dan sebab lainnya, meliputi eksperimen medis dan sistem operasi pembunuhan SS, seperti ditembak, digantung, dan dikurung dalam ruang gas.

Baca juga: Tank Nazi Perang Dunia II Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Seorang Pensiunan, Aparat Bingung Kasih Hukuman

Jumlah pasti dari mereka yang tewas bervariasi, dengan perkiraan mencapai sekitar 100.000, tetapi para ahli menilai jumlah 40.000-50.000 mungkin lebih akurat.

Jerman telah memburu mantan staf Nazi sejak hukuman John Demjanjuk pada 2011, atas dasar bahwa penjaga kamp bertugas sebagai bagian dari mesin pembunuh Nazi.

Sejak itu, pengadilan telah menjatuhkan beberapa vonis bersalah kepada sejumlah orang atas dasar tindak pembunuhan atau kekejaman yang terkait langsung dengan individu yang dituduh.

Baca juga: Kekejaman Holocaust Nazi, Korban Dikemas Seperti Sarden di Kamar Gas

Pada Juli 2021, pihak berwenang Jerman mengkonfirmasi bahwa mereka sedang menyelidiki seorang pria berusia 95 tahun atas perannya sebagai penjaga Nazi di sebuah kamp tawanan perang, di mana banyak tentara Soviet tewas.

Seorang wanita berusia 96 tahun akan diadili pada akhir September di kota Itzehoe, Jerman utara.

Wanita itu, yang diduga bekerja selama perang sebagai sekretaris komandan SS dari kamp konsentrasi Stutthof, telah didakwa dengan lebih dari 10.000 tuduhan pembunuhan, pada awal 2021.

Kasus wanita 96 tahun itu dan dakwaan terhadap tersangka berusia 100 tahun, keduanya bergantung pada preseden hukum baru-baru ini di Jerman yang menetapkan bahwa siapa pun yang membantu fungsi kamp Nazi dapat dituntut karena ikut serta dalam pembunuhan yang dilakukan di sana.

Baca juga: Josef Mengele: Dokter Kepala yang Jadi Malaikat Maut Para Tahanan Nazi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com