DUBAI, KOMPAS.com – Kepolisian di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) membentuk unit khusus berupa anjing pelacak untuk mendeteksi Covid-19.
Dalam unit tersebut, ada 38 anjing yang dilatih mendeteksi Covid-19 dari sampel keringat manusia.
Pengawas program di pusat pelatihan K9 Kepolisian Dubai Letnan Satu Nasser al-Falasi mengeklaim, anjing-anjing tersebut dapat mendeteksi Covid-19 dengan akurasi 92 persen.
Baca juga: Benarkah Paman Kim Jong Un Tewas Diumpankan ke Anjing? Ini Faktanya
Melansir Reuters, Minggu (19/9/2021), ke-38 anjing yang mendeteksi Covid-19 itu terdiri atas German Shepherds, Labrador, Cocker Spaniels, dan Border Collies.
Dalam program pelatihan, sampel yang digunakan adalah keringat yang diserap dari ketiak orang-orang yang terkonfirmasi Covid-19.
“Sejumlah sampel kemudian dimasukkan ke dalam toples yang akan diendus anjing. Ketika anjing memberi kami tanda, kami memberinya hadiah,” ujar Falasi.
Di zona pelatihan, pawang polisi mengantar anjing-anjing itu di sepanjang deretan kotak logam, di mana hanya satu yang berisi sampel dari orang yang positif Covid-19.
Baca juga: Anjing Astronot Laika, Hewan Pertama yang Dikirim ke Luar Angkasa
Anjing-anjing itu mengendus sampel dan dalam beberapa detik duduk untuk memberi sinyal bahwa mereka telah menemukan sesuatu.
Salah satu polisi yang menjadi pawang anjing dalam unit khusus tersebut, Fatima al-Jasmi, memandu Border Collie hitam putih yang tampak bersemangat mengikuti latihan.
“Pelatihan itu sedikit menantang, mempelajari keterampilan baru dengan standar internasional, dan kemudian melatih anjing itu,” kata Jasmi.
Bandara di UEA adalah salah satu yang pertama di dunia yang menguji anjing dalam mendeteksi Covd-19 pada 2020.
Baca juga: Kontroversi Penggunaan Robot Anjing oleh Polisi Amerika, Dinilai Tidak Manusiawi
Anjing-anjing tersebut tidak lagi digunakan di bandara UEA, tetapi mereka siap untuk dikerahkan di mana pun diperlukan.
Sebuah studi yang diterbitkan pada Juni di jurnal Communications Biology tentang kemampuan anjing untuk mendeteksi infeksi Covid-19 menyimpulkan, akurasinya sekitar 98,2 persen.
Studi tersebut dilakukan oleh Perguruan Tinggi Teknologi UEA dan Otoritas Bea Cukai Federal Abu Dhabi.
Sementara klaim Falsi yang menyebut akurasi anjing-anjing yang dilatihnya 92 persen berasal dari sebuah penelitian di bawah Kementerian Dalam Negeri UEA pada paruh pertama 2020.
Penelitian itu menggunakan sampel keringat dan tes PCR dari 3.290 orang untuk membandingkan kemampuan deteksi anjing.
Baca juga: Yunani Buru Nelayan yang Bunuh Anjing Laut Langka dan Terkenal
Beberapa negara lain, termasuk Finlandia, Amerika Serikat (AS), dan Perancis juga tengah menjalankan pelatihan anjing untuk mendeteksi Covid-19.
Falasi mengatakan, anjing-anjing yang dilatihnya tersebut saat ini melakukan sekitar 30-40 tes dalam sehari.
Bolt, seekor Belgian Malinois hitam dan cokelat, adalah anjing pendeteksi Covid-19 pertama yang ia latih.
“Dia sering pergi tugas. Mungkin sudah lebih dari 1.000 tes Covid-19,” kata Falasi bangga.
Sementara itu, Mayor Salah Khalifa al-Mazroui mengatakan, Dubai telah menerima permintaan dari seluruh dunia untuk berbagi pengetahuan tentang cara melatih anjing untuk mendeteksi Covid-19.
Baca juga: Studi Terbaru: Makanan Anjing Mentah Bisa Picu Penyebaran Bakteri Kebal Antibiotik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.