Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Milisi Taliban Kirim Pesan ke Negara-negara Barat: Kembalilah dengan Uang, Bukan Senjata

Kompas.com - 15/09/2021, 20:43 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

Satu pertanyaan besar yang menggantung di atas prospek bantuan asing adalah apakah perempuan akan dapat bekerja dan belajar.

Sebelum Taliban merebut seluruh Afghanistan, tanda-tanda dari beberapa wilayah yang sudah mereka kuasai, seperti Sangin, menunjukkan kondisi yang suram, tanpa pendidikan untuk anak perempuan sama sekali.

Tetapi dengan kepemimpinan yang berubah atau selaras dengan opini internasional, serta menghitung konsekuensi dari menolak semua anak perempuan mendapatkan pendidikan, Taliban telah memerintahkan untuk membuka kembali gerbang di seluruh negeri.

Baca juga: Sebulan Kuasai Afghanistan, Taliban Dihantui Berbagai Masalah

Lashkar Gah tampaknya tidak terkecuali. Dalam satu sekolah yang dikunjungi Guardian tanpa pemberitahuan, gadis-gadis berada di meja sekolah mereka.

Pendidikan tinggi juga akan dibuka kembali untuk perempuan, meskipun dipisahkan berdasarkan jenis kelamin dan dengan aturan berpakaian yang lebih keras.

“Pemerintah merekomendasikan mereka untuk tidak datang sebebas sebelumnya, mereka harus mengenakan burka atau jilbab Arab.”

Yang kurang jelas adalah apakah sekolah menengah akan dibuka kembali untuk anak perempuan, atau apakah perempuan yang bekerja di luar layanan kesehatan dan pendidikan dapat kembali ke pekerjaan mereka.

Mawlawi mengatakan dia akan mengikuti pemerintah pusat dalam masalah ini. “Kementerian masih ada rapat untuk itu, belum selesai; apapun yang mereka umumkan akan kami lakukan.”

Mawlawi menghabiskan sebagian besar dari 20 tahun terakhir berperang untuk menguasai Helmand.

Pada periode itu, Taliban dituduh menargetkan warga sipil, termasuk salah satu jurnalis terkemuka Helmand, Elyas Dayee, yang terbunuh oleh ledakan bom musim gugur lalu.

Baca juga: Taliban Berterima Kasih kepada Negara-negara yang Berjanji Kirim Bantuan ke Afghanistan

Taliban membantah serangan itu, tetapi Mawlawi mengakui bahwa beberapa bulan lalu, sebelum dia pindah ke markas nyaman yang didanai USAid di Lashkar Gah, pertemuan dengan seorang jurnalis Inggris akan berjalan sangat berbeda.

“Saya adalah seorang komandan di Sangin, ketika kami berperang melawan Inggris,” katanya.

“Kami melawan mereka hanya dari jarak dua kilometer, semua orang di distrik itu membantu kami. Mereka tidak tertarik dengan kehadiran Inggris di sana,” klaimnya.

Setelah Sangin jatuh di bawah kendali Taliban, ia melanjutkan untuk berperang di Musa Qala.

Dia menegaskan bahwa sekarang orang dapat membangun kembali dengan damai, orang akan dapat mencari nafkah.

“Sudah ada 20 tahun pertempuran sehingga akan membutuhkan waktu untuk kembali normal.”

Baca juga: Rumor Perpecahan Taliban Menyeruak, Mullah Baradar Diisukan Tewas dalam Baku Tembak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com