Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uni Soviet Pecah, Kosmonot Terakhirnya Sempat Terjebak di Luar Angkasa

Kompas.com - 14/09/2021, 13:10 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Misi itu dua kali lebih lama dari yang direncanakan. Dia menghabiskan 311 hari atau 10 bulan, di ruang angkasa.

Ini tanpa disadarinya, menetapkan rekor dunia baru.

Krikalev akhirnya kembali ke Bumi pada 25 Maret 1992. Dari kapsul Soyuz, muncul Krikalev dengan empat huruf USSR dan bendera Soviet berwarna merah di pakaian antariksanya.

"Pucat seperti tepung dan campurannya", tulis media Barat tanggapi kepulangan warga Soviet terakhir itu.

Pada saat itu, seluruh dunia telah mendengar tentang korban ruang angkasa ini.

Empat pria lantas membantuny menjejakkan kaki di tanah. Salah satu dari mereka melemparkan mantel bulu ke atasnya, yang lain membawakannya semangkuk kaldu.

Baca juga: Kisah Perang: Invasi Soviet ke Afghanistan yang Berujung Lahirnya Taliban

Ketika dia pergi, pinggiran kota Arkalykh, tempatnya mendarat, tidak lagi menjadi Soviet dan sudah menjadi republik independen Kazakhstan.

Kota tempat tinggalnya tidak lagi disebut Leningrad, melainkan St Peterburg.

Selama ia mengorbit Bumi 5.000 kali, wilayah negaranya telah menyusut lebih dari 5 juta kilometer persegi.

Partai Komunis Uni Soviet, yang telah memerintah negara itu sejak tahun 1920-an, tidak lagi memonopoli politik.

Gaji bulanannya sebesar 600 rubel, yang pada saat kepergiannya ke luar angkasa dianggap sebagai gaji yang pas bagi seorang ilmuwan, telah dievaluasi.

Seorang sopir bus bahkan bisa mendapat gaji dua kali lipat ketika ia kembali.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Militer Uni Soviet Mundur dari Afghanistan Usai 8 Tahun Berperang

"Perubahannya tidak radikal," kata Krikalev pada konferensi pers beberapa hari kemudian.

"Saya tinggal di wilayah Rusia, sementara republik disatukan ke dalam Uni Soviet. Sekarang saya telah kembali ke Rusia, yang merupakan bagian dari Persemakmuran Negara-Negara Merdeka."

Dia menjadi Pahlawan Rusia, dan dua tahun kemudian kembali menjalani misi luar angkasa. Namun saat itu, dia menjadi kosmonot Rusia pertama yang terbang dengan pesawat ulang-alik NASA.

Beberapa tahun kemudian, dia menjadi orang yang pertama memasuki Stasiun Luar Angkasa Internasional yang baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com