Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Pecah di Kabul, Taliban Pukul Kepala Wanita hingga Berdarah dengan Senjata

Kompas.com - 05/09/2021, 15:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Sky News

KABUL, KOMPAS.com - Pejabat Taliban membubarkan protes puluhan wanita di Kabul yang menuntut haknya dengan melepaskan tembakan ke udara serta gas air mata dan taser.

Para wanita berpawai melalui ibu kota Afghanistan pada Sabtu (4/9/2021), protes hari kedua untuk menuntut kebebasan mereka dijamin di bawah rezim Islam baru Taliban.

Demo awalnya berlangsung damai dengan sejumlah wanita meletakkan karangan bunga di luar Kementerian Pertahanan untuk menghormati tentara Afghanistan yang tewas dalam pertempuran dengan Taliban.

Namun ketika teriakkan mereka semakin nyaring, pihak Taliban masuk ke kerumunan untuk menanyakan apa yang diinginkan para wanita itu.

Baca juga: Taliban Makin Mendesak Pasukan Perlawanan Afghanistan di Lembah Panjshir

Rekaman media sosial kemudian menunjukkan anggota pasukan khusus Taliban menembakkan senjata ke udara untuk membubarkan kerumunan demonstran wanita.

Seorang demonstran yang menyebut namanya sebagai Soraya mengklaim bahwa para pasukan Taliban "memukul kepala wanita dengan magasin senjata" dan "para wanita menjadi berdarah".

Seorang pengunjuk rasa terkemuka, Maryam Naiby (20 tahun), membela haknya untuk memprotes, dengan mengatakan, "Kami di sini untuk mendapatkan hak asasi manusia di Afghanistan .

"Saya mencintai negara saya. Saya akan selalu berada di sini," ucap Naiby, yang seorang mahasiswa seperti yang dilansir dari Sky News pada Minggu (5/9/2021).

Baca juga: Taliban Hantam Pasukan Perlawanan Afghanistan dengan Persenjataan Lebih Lengkap

Dia sebelumnya menjalankan organisasi wanita dan menjadi juru bicara tim Paralimpiade Afghanistan.

Mahasiswa lain, Farhat Popalzai (24 tahun), mengatakan dia ingin mewakili wanita yang terlalu takut untuk turun ke jalan.

"Saya adalah suara para wanita yang tidak dapat berbicara," kata Popalzai.

"Mereka pikir ini adalah negara laki-laki tapi bukan, ini adalah negara perempuan juga."

Taliban telah berulang kali berjanji untuk menegakkan hak-hak perempuan sejak merebut kekuasaan pada Agustus. Namun, banyak warga Afghanistan dan pengamat internasional sangat skeptis.

Baca juga: Taliban Klaim Merebut Lembah Panjshir dari Kelompok Perlawanan Afghanistan

Dalam satu contoh, sekelompok Muslim mengecat mural pada Sabtu (4/9/2021), termasuk yang mempromosikan perawatan kesehatan dan memuji kontributor asing.

Lalu, mengubahnya dengan slogan-slogan ucapan selamat kepada Afghanistan atas kemenangan Taliban.

Juru bicara komisi budaya Taliban, Ahmadullah Muttaqi, mengunggah tweet bahwa mural itu diubah "karena bertentangan dengan nilai-nilai kita".

"Mereka memanjakan pikiran masyarakat, dan sebagai gantinya kami menulis slogan-slogan yang akan berguna bagi semua orang," tulisnya.

Baca juga: 17 Tewas dan 41 Terluka akibat Tembakan Perayaan Taliban Usai Klaim Rebut Panjshir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com