Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-ledakan Bom Afghanistan, Pasukan AS di Kabul Bersiap Hadapi Serangan Lanjutan

Kompas.com - 27/08/2021, 13:41 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON, DC KOMPAS.com – Pasca meledaknya bom di Afghanistan yang terbaru, pasukan AS di Kabul bersiap menghadapi serangan lanjutan dari ISIS sambil mengakhiri misi evakuasi mereka.

Pernyataan tersebut disampaikan seorang pejabat tinggi AS sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (26/8/2021).

Sedikitnya 90 warga sipil tewas dan 13 tentara AS meninggal akibat ledakan dua bom bunuh diri yang terjadi pada Kamis tersebut sebagaimana dilansir CBS.

Baca juga: Bom Bunuh Diri Kabul Afghanistan dalam Rangkaian Peristiwa: Sumpah Biden hingga Identitas Pelaku

Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa jumlah personel AS yang tewas kemungkinan akan meningkat.

Insiden itu menandai korban militer AS pertama di Afghanistan sejak Februari 2020.

Itu juga merupakan insiden paling mematikan bagi pasukan “Negeri Paman Sam” di Afghanistan dalam satu dekade.

Ledakan bom pertama terjadi sekitar pukul 18.00 waktu setempat di dekat Hotel Baron, dekat perimeter Bandara Internasional Hamid Karzai.

Baca juga: ISIS Beberkan Identitas Pelaku Bom Bunuh Diri Kabul Afghanistan

Hotel itu digunakan oleh pejabat Inggris untuk memproses warga Afghanistan yang ingin pergi ke Inggris. Ledakan tersebut diikuti oleh suara tembakan.

Sedangkan ledakan bom kedua terjadi di dekat Abbey Gate, salah satu pintu masuk utama Bandara Internasional Hamid Karzai sebagaimana dilansir BBC.

Laporan mengatakan ledakan kedua terjadi di dekat saluran pembuangan di mana warga Afghanistan sedang menunggu untuk diproses.

Dalam sebuah pernyataan, ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Baca juga: Emosional dan Hampir Menangis, Biden Ancam Pelaku Bom Kabul Afghanistan

Kelompok teroris itu menambahkan, salah satu pengebomnya menargetkan penerjemah dan orang yang bekerja sama dengan tentara AS.

Kepala Komando Pusat AS sekaligus Jenderal Korps Marinir AS, Frank McKenzie, mengatakan dalam jumpa pers bahwa ledakan itu diikuti dengan baku tembak.

McKenzie mengatakan ancaman dari ISIS di Afghanistan tetap ada di samping sejumlah ancaman lainnya.

Baca juga: Sekitar 1.500 Warga AS Masih Berada di Afghanistan Saat Tenggat Waktu Operasi Militer Makin Dekat

"Kami percaya itu adalah keinginan mereka untuk melanjutkan serangan ini dan kami menduga serangan itu berlanjut. Kami melakukan segala yang kami bisa untuk bersiap," kata McKenzie.

McKenzie menambahkan, potensi serangan lanjutan bisa saja berupa serangan roket yang ditembakkan ke bandara atau bom mobil yang mencoba masuk.

McKenzie menuturkan, dia tidak yakin bahwa milisi Taliban telah membiarkan serangan itu terjadi.

Baca juga: China dan Rusia Sepakat dan Siap Lindungi Afghanistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com