Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISIS Beberkan Identitas Pelaku Bom Bunuh Diri Kabul Afghanistan

Kompas.com - 27/08/2021, 12:09 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

KABUL, KOMPAS.com - Kelompok ISIS membeberkan identitas pelaku bom bunuh diri di Kabul, Afghanistan yang membunuh ratusan orang.

Sebanyak 13 tentara AS dan 90 warga sipil Afghanistan terbunuh dalam ledakan yang terjadi di luar bandara ibu kota, Kamis (26/8/2021).

Ledakan pertama terjadi pada pukul 18.00 waktu setempat di dekat Hotel Baron, dekat perimeter Bandara Internasional Hamid Karzai.

Baca juga: UPDATE Korban Bom Afghanistan: 90 Warga Sipil Tewas, 13 Tentara AS Meninggal

Sedangkan ledakan bom kedua terjadi di dekat Abbey Gate, salah satu pintu masuk utama Bandara Internasional Hamid Karzai.

Kelompok ISIS yang beroperasi di Afghanistan dan Pakistan, dikenal sebagai ISIS-K atau ISIS-Khorasan, mengeklaim bertanggung jawab.

Dilansir Daily Mail, ISIS-K merupakan musuh besar Taliban, yang menguasai Afghanistan pada 15 Agustus setelah AS dan sekutunya menarik pasukan.

Dalam unggahan di Telegram, teroris menyebut identitas pelaku bom bunuh diri adalah Abdul Rehman Al-Loghri dari ISIS-K.

Dibentuk pada 2015, ISIS-Khorasan bertujuan mendirikan kekhalifahan di Khorasan, region historis antara Pakistan dan Afghanistan.

Kelompok itu sudah melancarkan setidaknya 100 serangan terhadap warga sipil, dan 250 serangan ke pasukan keamanan AS, Afghanistan, atau Pakistan.

Baca juga: Emosional dan Hampir Menangis, Biden Ancam Pelaku Bom Kabul Afghanistan

Pada Mei, mereka mengeklaim dalang serangan bom di sekolah putri Syed Al-Shahda Kabul, yang menewaskan 68 orang mayoritas siswi.

Emir atau pemimpin pertama mereka adalah seorang komandan Taliban Pakistan bernama Hafiz Saeed Khan, yang tewas pada 2016.

Kebanyakan pengikut mereka adalah pembelot Taliban, termasuk Sheikh Maqbool yang bertugas mendapatkan perhatian dunia.

Karena wilayah mereka di Suriah dan Irak sudah hancur, ISIS mendanai Saeed Khan untuk mendirikan benteng baru.

Awalnya, mereka melancarkan aksi bom bunuh diri dan serangan bersenjata skala kecil yang menargetkan penduduk sipil.

Penggantinya, Abdul Hasib, punya reputasi memerintahkan anggotanya membunuh tetua desa secara keji di depan keluarganya.

Baca juga: Dampak Bom di Kabul Afghanistan, Biden Makin Terpojok

Hasib sendiri terbunuh dalam serangan di April 2017, yang menewaskan dua anggota pasukan khusus Amerika Serikat(AS).

Masih di 2017, AS mengeluarkan GBU-43 Massive Ordnance Air Blast atau Ibu Segala Bom(MOAB) di Nangarhar, menghancurkan persembunyian teroris.

Sekitar 100 angggota ISIS-K musnah. AS melanjutkan dengan serangkaian serangan udara yang membunuh dua pengganti Hasib, Abu Sayed dan Abu Saad Orakzai.

Kelompok tersebut pada akhir 2018 mengalami penyusutan dari yang semulai 4.000 orang menjadi sekitar 800 pengikut.

Berdasarkan laporan PBB per Februari, pemimpin terbaru ISIS-Khorasan adalah Shahab al-Muhajir yang juga dikenal sebagai Sanaullah sejak Juni 2020.

Sanaullah disebut tidak punya kapasitas untuk menyerang Barat, dan fokus kepada menyingkirkan musuh mereka di Afghanistan.

Baca juga: Ada Ratusan Pengungsi Afghanistan dari Pakistan Ingin Pulang ke Tanah Air Mereka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com