KOMPAS.com - 24 Agustus 2006, Pluto, yang awalnya menyandang gelar planet terkecil di Galaksi Bima Sakti, ditentukan nasibnya.
Pluto dinyatakan bukan lagi sebagai planet dalam tata surya.
Perubahan status ini disepakati Uni Astronomi Internasional (IAU), setelah melakukan klasifikasi ulang tentang kriteria planet dalam tata surya.
Baca juga: Sabuk Kuiper, Tempat Pluto dan Planet Kerdil Lainnya Berada
Seperti sempat diulas Kompas.com (24/8/2020),
Pluto sebelumnya memang dikenal sebagai planet kesembilan dalam jajaran tata surya.
Planet itu juga dikenal sebagai planet terkecil, dan terletak paling jauh dari matahari.
Dilansir Live Science, untuk mendapatkan status sebagai planet, sebuah benda langit harus memenuhi tiga kriteria.
Planet harus mengorbit matahari, memiliki orbit yang bersih dari benda-benda langit lain, dan berbentuk bulat.
Pluto hanya memenuhi dua kriteria, yakni berbentuk bulat dan mengorbit matahari.
Namun, karena orbit Pluto dikelilingi oleh ribuan benda langit lainnya, maka ia kehilangan statusnya sebagai sebuah planet.
Baca juga: Mengapa Pluto Tidak Lagi Disebut sebagai Planet?
Dilansir Britannica, nama Pluto berasal dari nama dewa alam barzah dalam mitologi Romawi, sedangkan dalam mitologi Yunani, dewa ini dikenal dengan nama Hades.
Pluto ditemukan pada 18 Februari 1930 oleh Clyde Tombaugh, seorang astronom yang bekerja di Observatorium Lowell di Flagstaff, Arizona, AS.
Usaha menemukan Pluto sudah dimulai sejak awal abad ke-20 oleh Percival Lowell, pendiri Observatorium Lowell, sekaligus astronom yang terkenal karena penemuan jejak kanal air di Mars.
Usaha penemuan Pluto menemui serangkaian kegagalan, hingga Lowell wafat pada 1916.
Setelah itu, usaha itu dilanjutkan dengan menciptakan kamera astronomi yang didesain khusus untuk menemukan Pluto.
Tombaugh menemukan Pluto di konstelasi bintang Gemini.