DAMASKUS, KOMPAS.com - Jutaan orang di Suriah dan Irak berisiko kehilangan akses ke air, listrik, dan makanan.
Ini terjadi di tengah kenaikan suhu, rekor tingkat air yang rendah karena kurangnya curah hujan, dan kekeringan.
Kelompok bantuan internasional memperingatkan hal ini pada Senin (23/8/2021).
Baca juga: AS Keluarkan Peringatan Bahaya Kekeringan di Sungai Colorado untuk Pertama Kali
Dilansir The Independent, kedua negara tetangga itu, dilanda konflik bertahun-tahun dan salah urus.
Mereka membutuhkan tindakan cepat untuk memerangi kekurangan air yang parah.
Kekeringan juga mengganggu pasokan listrik karena rendahnya permukaan air yang berdampak pada bendungan.
Pada gilirannya, hal itu berdampak pada infrastruktur penting, termasuk fasilitas kesehatan.
Lebih dari 12 juta orang di kedua negara terpengaruh, termasuk 5 juta di Suriah yang secara langsung bergantung pada Sungai Efrat.
Di Irak, hilangnya akses air dari Sungai Efrat dan Tigris, serta kekeringan, mengancam sedikitnya 7 juta orang.
Baca juga: 4 Fakta Fenomena El Nino, Pemicu Kekeringan di Indonesia
Sekitar 400 kilometer persegi (154 mil persegi) lahan pertanian menghadapi kekeringan, kata kelompok itu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.