Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Hidup Wanita Afghanistan di Bawah Pemerintahan Taliban pada 1999

Kompas.com - 22/08/2021, 14:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

KABUL, KOMPAS.com - Ketika Taliban bersiap membentuk pemerintahan baru di Afghanistan, seorang wanita menceritakan kisah tentang bagaimana keluarganya terkoyak ketika ayahnya menghilang selama pemerintahan Taliban pada 1999.

Friba, yang tinggal di London, berusia 10 tahun ketika dia terakhir kali melihat ayahnya di rumah mereka di kota barat Herat.

Keluarganya percaya ayahnya diculik oleh Taliban.

Ini adalah kisah keluarga Friba kepada BBC. Nama-nama jelas dalam pemberitaan ini dihilangkan untuk melindungi identitas mereka yang terlibat.

Baca juga: Wanita Afghanistan Melahirkan di Tengah Penerbangan, Pesawat AS Mendarat di Jerman

Menurutnya, hidup di bawah pemerintahan rezim Taliban seperti berada dalam hubungan yang menyiksa.

Awalnya semua tampak baik-baik saja. Taliban membuat banyak janji, dan mereka berhati-hati dengan langkahnya, mereka bahkan memenuhi sebagian dari janji mereka.

"Tetapi ketika Anda terbuai dengan rasa aman yang salah, mereka menyusun rencana mereka.”

"Segera, dan sedikit demi sedikit ketika dunia bosan dengan Afghanistan dan media beralih ke berita lain, mereka mengencangkan cengkraman kekuasaan mereka dari hari ke hari, dan siklus kekejaman dimulai lagi.

"Ayah saya lahir di Herat. Dia lulus dari Universitas Kabul. Setelah kuliah dia menikah dan mulai bekerja dalam tim kecil untuk pemerintah Afghanistan saat itu.”

"Ketika Rusia pergi dan Mujahidin mengambil alih kekuasaan, ayah saya menemukan pekerjaan di sebuah LSM.”

“Ketika Taliban pindah ke Herat, ayah saya memiliki kesempatan untuk pergi, tetapi dia tetap tinggal. Dia mencintai pekerjaannya, dan dia mencintai Herat.”

Baca juga: Kronologi Sebelum Ashraf Ghani Tinggalkan Afghanistan, Diklaim Hanya Pergi dengan Pakaian di Tubuhnya

Tiba-tiba hilang

Ironisnya, kehidupan keluarganya berubah menjadi brutal di bawah rezim Taliban. Orang tua Friba memiliki empat anak perempuan yang pendidikannya dirampas di masa Taliban dan seorang bayi laki-laki.

Tetapi pekerjaan ayahnya sangat bermanfaat. Ayah Friba memiliki ambisi, untuk dirinya sendiri dan untuk keluarganya. Untungnya bekerja dengan hewan di masa itu, membuat hidupnya sedikit tertahankan.

Tapi suatu pagi di pertengahan Juni 1999, ayah Friba bersiap-siap berangkat kerja setelah selesai sarapan. Dia menatap Friba dan tersenyum ketika naik sepedanya dan pergi.

"Beberapa menit kemudian beberapa tetangga kami muncul di depan pintu kami dengan sepedanya. Mereka mengatakan Taliban telah membawanya.”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com