Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15 WNI Masih di Afghanistan, Kemlu Sarankan Tetap di Tempat

Kompas.com - 17/08/2021, 22:18 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada 15 Warga Negara Indonesia (WNI) yang masih berada di Afghanistan saat negara tersebut diambil alih kelompok ekstremis bersenjata Taliban.

Ribuan orang mengerumuni bandara Kabul untuk melarikan diri setelah pemerintahan Afghanistan yang didukung Amerika Serikat (AS) tumbang. Sejumlah negara mulai mengevakuasi warganya mulai dari AS hingga yang terbaru India.

Baca juga: Taliban Tukar AK-47 Rusia dengan Senapan Buatan AS yang Disita Saat Ambil Alih Afghanistan

Juru bicara kementerian luar negeri di New Delhi mengatakan pada Selasa (17/8/2021), pejabat kedutaan India di Kabul, termasuk duta besar, sedang dievakuasi dari ibukota Afghanistan.

"Mengingat keadaan yang ada, telah diputuskan bahwa duta besar kami di Kabul dan staf India-nya akan segera pindah ke India," kata juru bicara Arindam Bagchi di Twitter.

Sementara itu untuk WNI, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI) Teuku Faizasyah mengatakan pemerintah masih memperhatikan perkembangan di lapangan.

“Belum bisa dikonfirmasi waktunya (evakuasi) ... memperhatikan perkembangan di lapangan,” ujar Faizasyah kepada Kompas.com pada Selasa (17/8/2021).

Dalam keterangan sebelumnya kepada Kompas.com, Faizasyah mengatakan meskipun ada evakuasi, nantinya KBRI di Afghanistan tetap beroperasi dengan jumlah staf terbatas.

Lebih lanjut dia menjelaskan hanya staf essential yang akan tetap menjalankan tugas dalam jumlah minimal.

“Informasi tersebut (staff essential) bersifat terbatas, namun kalau merujuk penugasannya, minimal yang akan bertugas adalah diplomat, pejabat Athan (atase pertahanan) dan administrasi.”

“Disarankan (WNI) untuk tetap di tempat,” kata Faizasyah saat ditanya terkait kondisi WNI di Afghanistan dan apakah ada peringatan khusus dari KBRI dalam kondisi saat ini.

Baca juga: Taliban Kuasai Afghanistan, Patutkah Indonesia Khawatir Akan Potensi Teror?

BBC melaporkan, setelah Taliban merebut dan menguasai ibu kota Afghanistan, Kabul, pada 15 Agustus lalu atau 20 tahun penjagaan oleh pasukannya ada di berbagai titik di Kabul, termasuk di pos-pos pemeriksaan yang dulunya merupakan barikade polisi atau tentara Afganistan.

Kepanikan tidak begitu terlihat di Kabul, Senin (16/8/2021). Ini berbeda dengan satu hari sebelumnya.

Pada Selasa (17/8/2021), jalan-jalan masih kosong, sangat sedikit kendaraan di jalan raya. Warga takut dan merasa kondisi dapat berubah menjadi buruk kapan saja, jadi mereka memilih untuk tetap tinggal di rumah.

Di sejumlah lokasi, pasukan Taliban mengatur lalu lintas. Mereka menggeledah mobil, terutama kendaraan yang dulunya milik polisi dan tentara. Mereka telah mengambil semua kendaraan itu dan menggunakannya.

Kepada BBC, Pasukan Taliban mengaku ingin memastikan para pengendara itu bukan penjarah atau pencuri yang menyamar sebagai anggota Taliban.

Kondisi di tengah kota Kabul itu sangat berbeda dengan bandar udara, tempat banyak orang berbondong-bondong dan mencoba meninggalkan Afghanistan.

Baca juga: Suasana Afghanistan Hari Ini: New Normal di Kabul Usai Dikuasai Taliban

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com