KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin resmi mengajukan pengunduran dirinya kepada Raja Sultan Abdullah.
Dengan demikian, Muhyiddin menjadi PM dengan masa jabatan tersingkat di Malaysia yakni 17 bulan, sebagaimana diwartakan ABC.
Muhyiddin mundur setelah mengakui dia kehilangan dukungan mayoritas di parlemen.
Baca juga: PM Malaysia Muhyiddin Mundur 16 Agustus, Ini Sebab Koalisinya Tak Pernah Stabil
Menteri Sains Khairy Jamaluddin menulis di Instagram, "Kabinet telah mengajukan pengunduran diri kami", tak lama setelah Muhyiddin meninggalkan istana setelah bertemu raja.
Pemerintahan Muhyiddin, yang mengambil alih kekuasaan pada Maret 2020, menghadapi tekanan dari oposisi dan publik yang geramm dengan penanganan Covid-19.
Belum diketahui siapa yang akan menjadi pengganti Muhyiddin, mengingat tidak ada yang memiliki mayoritas mutlak di parlemen, atau apakah pemilu dapat diadakan saat pandemi.
Atau penunjukan PM Malaysia yang baru dapat dilakukan oleh Raja Sultan Abdullah dari para perwakilan terpilih, berdasarkan siapa yang menurutnya paling mungkin untuk memimpin mayoritas.
Baca juga: Jika Muhyiddin Mundur, Siapa Calon Perdana Menteri Baru Malaysia?
Dengan PM Malaysia mundur, kursi nomor satu diperkirakan akan kembali ke UMNO yang dikenal sebagai partai tua besar di Malaysia.
UMNO menang pemilu 2018, tetapi belakangan ini tercoreng kasus korupsi yang menimpa eks PM Najib Razak dan presiden partai Ahmad Zahid Hamidi.
Dua pesaing teratas untuk jabatan perdana menteri atau perdana menteri sementara Malaysia di antaranya wakil perdana menteri Ismail Sabri Yaakob, dan anggota parlemen veteran Tengku Razaleigh Hamzah. Keduanya dari UMNO.
Baca juga: 3 Oposisi Malaysia Mengaku Ditawari Uang Suap untuk Dukung PM Muhyiddin Yassin
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.