Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangki Bahan Bakar Ilegal Meledak di Lebanon, 28 Tewas 79 Luka-luka

Kompas.com - 16/08/2021, 13:35 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

BEIRUT, KOMPAS.com - Sedikitnya 28 orang tewas dan 79 terluka ketika sebuah tangki bahan bakar meledak di Lebanon utara pada Minggu (15/8/2021) pagi.

Sumber militer dan keamanan Lebanon mengatakan tentara telah menyita tangki penyimpanan bahan bakar yang disembunyikan oleh pedagang gelap.

Tangki ilegal itu tengah membagikan bensin kepada penduduk ketika ledakan terjadi.

Baca juga: Pertama dalam 7 Tahun, Jet Tempur Israel Serang Wilayah Lebanon

Lebanon menderita kekurangan bahan bakar yang parah, yang menyebabkan antrean panjang di pompa bensin dan pemadaman listrik yang berkepanjangan.

Laporan bervariasi tentang apa yang menyebabkan ledakan. Ada yang menyebut tembakan mengenai tangki bensin, hingga laporan bahwa itu disebabkan oleh seseorang yang menyalakan korek api.

Para pengunjuk rasa, yang sudah marah pada krisis ekonomi di negara itu, menyalahkan politisi Lebanon saat mereka berdemonstrasi di luar kediaman perdana menteri. Mereka melemparkan batu ke gedung itu.

"Akkar dibakar oleh para wakilnya di parlemen," teriak pengunjuk rasa ke gedung itu, mengacu pada salah satu daerah termiskin di Lebanon, tempat ledakan terjadi.

Abdelrahman, yang wajah dan tubuhnya ditutupi kain kasa saat terbaring di rumah sakit al-Salam Tripoli, adalah salah satu dari mereka yang mengantre untuk mendapatkan bensin.

"Ada ratusan orang berkumpul di sana, tepat di sebelah tangki, dan hanya Tuhan yang tahu apa yang terjadi pada mereka," katanya melansir Reuters pada Senin (16/8/2021)

Saksi mata mengatakan sekitar 200 orang berada di dekat lokasi saat ledakan terjadi. Personel tentara dan pasukan keamanan dilaporkan termasuk di antara korban.

Presiden Lebanon Michel Aoun menulis di Twitter bahwa "tragedi yang menimpa Akkar kita tercinta ini telah membuat hati semua orang Lebanon berdarah".

Dia mengatakan telah meminta pengadilan menyelidiki keadaan yang menyebabkan ledakan itu.

Baca juga: Ketegangan Meningkat, Israel Lancarkan Serangan Udara ke Lebanon

Pasukan keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan puluhan pengunjuk rasa di luar kediaman Perdana Menteri Najib Mikati menurut saksi.

"Meskipun saya memahami tangisan orang dan hak mereka untuk memprotes, apa yang terjadi ... bukanlah protes damai tetapi vandalisme yang tidak dapat diterima," kata Miikati dalam sebuah pernyataan.

Dengan Lebanon yang tenggelam dalam krisis ekonomi, rumah sakit memperingatkan bahwa kekurangan bahan bakar dapat memaksa mereka untuk tutup dalam beberapa hari mendatang. Ada juga laporan rendahnya pasokan obat-obatan dan kebutuhan pokok lainnya.

"Pembantaian Akkar tidak berbeda dengan pembantaian pelabuhan," kata mantan Perdana Menteri Lebanon Saad al-Hariri di Twitter, merujuk pada ledakan besar tahun lalu di pelabuhan di Beirut.

Dia meminta pejabat Lebanon termasuk presiden bertanggung jawab dan mengundurkan diri.

Baca juga: Israel Dihantam Roket dari Wilayah Lebanon

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com