LONDON, KOMPAS.com - Inggris mengakui, keputusan AS menarik pasukan dari Afghanistan sehingga Taliban merajalela sangatlah buruk.
Pernyataan itu disampaikan Menteri Pertahanan Ben Wallace, yang sekaligus mengumumkan mereka bakal mengirim 600 tentara.
Ratusan personel itu dikerahkan untuk membantu warga "Negeri Ratu Elizabeth" meloloskan diri di tengah ancaman Taliban.
Baca juga: Taliban Makin Beringas, Kini Kuasai 15 Ibu Kota Provinsi Afghanistan
Dalam wawancara dengan Sky News, Wallace menerangkan penarikan pasukan AS menimbulkan masalah besar yang dimanfaatkan pemberontak.
Dia memprediksi kondisi jelas akan menjadi momentum bangkitnya Al-Qaeda, kelompok yang mendalangi serangan teroris 11 September 2001.
Wallace mengatakan selama ini, Al-Qaeda dilindungi oleh Taliban, sebelum akhirnya AS datang dan mengakhiri dominasi kelompok itu.
"Saya khawatir label negara gagal akan muncul karena orang-orang seperti ini," kata Wallace dikutip AFP Jumat (13/8/2021).
Dia berujar jika Al-Qaeda sampai kembali, maka kepentingan AS, Inggris, dan negara Barat lainnya bisa terancam.
"Saya merasa adalah kesalahan atas peristiwa itu, sehingga semua komunitas internasional harus menanggung konsekuensinya," kata dia.
Baca juga: Afghanistan Berpotensi Jadi Negara Gagal dan Al Qaeda Bisa Berkembang
Wallace merujuk kepada penandatanganan kesepakatan antara Washington dan pemberontak di Doha, pada tahun lalu.
Kesepakatan yang diteken Presiden Donald Trump tersebut membuat London tak punya pilihan selain menarik juga pasukannya.
Keputusan pemerintah untuk mengirim 600 tentara dan membantu sekitar 3.000 warga Inggris dikecam politisi senior dan petinggi militer.
Tom Tugendhat, ketua komite luar negeri parlemen Inggris kepada BBC menyindir mereka seperti menarik permadani dari penduduk Afghanistan.
Politisi dari Partai Konservatif tersebut berkata pengiriman pasukan tambahan untuk mengevakuasi warga jelas menjadi bukti kegagalan.
Baca juga: Lawan Taliban, Jenderal Muda Afghanistan Ini Raih Simpati Rakyat
Mantan menteri pembangunan internasional Rory Stewart mengatakan, penarikan pasukan dianggap sebagai "pengkhianatan besar dari AS dan Inggris".
Dia menjelaskan kebijakan itu berpotensi menimbulkan perang saudara antara para panglima yang selama ini melawan Taliban.
Johnny Mercer, mantan menteri veteran yang pernah bertugas di Afghanistan menyebut pemulangan militer sangatlah memalukan.
Dia menyindir keputusan ini tidak saja mengecewakan keluarga prajurit yang gugur, namun juga rakyat Afghanistan.
"Kami memilih kekalahan seperti ini. Sangatlah memalukan," jelas Mercer.
Baca juga: Konflik Afghanistan: Perang Saudara Bisa Pecah Kapan Saja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.